BOGOR–RADAR BOGOR,Tak dapat dimungkiri, masih ada difabel kurang mendapat perlakuan yang layak. Termasuk dalam perlakuan sosial, sekolah, bahkan di lingkup keluarga.
Hal tersebut, diungkapkan Kepala Pengelola Mandiri Home Schooling, Fidelia Wardani saat perayaan Hari Disabilitas Internasional di Botani Square, kemarin.
Ia mengakui, sering menemukan perlakuan diskriminatif terhadap kaum difabel lantaran peran dan sosialisasi berbagai pihak sangat minim.
“Kami ingin menunjukkan kepada publik bahwa difabel, baik anak-anak atau pun dewasa, layak tampil di kancah publik sesuai dengan kemampuannya. Hari ini (kemarin,red) kami tampilkan beberapa siswa difabel yang bisa memainkan keyboard, bernyanyi, bahkan karya lukisan mereka kami tampilkan,” jelasnya di sela-sela acara.
Mandiri Home Schooling atau sekolah rumah yang selama ini konsen menangani difabel, banyak mendapatkan permintaan dari para orang tua untuk memberikan pembinaan. Pendekatan yang dilakukan para terapis, adalah mengetahui kemampuan dan potensi anak didiknya.
“Bisa dibilang ini sekolah kedua mereka selain di pendidikan formalnya. Mereka mungkin sekolah dan belajar dengan baik.
Tapi siapa yang bisa menjamin bakat dan potensi terpendamnya dapat diangkat dengan baik? Kami melihat, mereka memiliki potensi luar biasa. Terapi kami justru konsen membahas masalah ini,” tuturnya.
Sekian bernyanyi, acara yang berlangsung sejak pukul 09.00 itu menghadirkan Adriana S. Ginanjar, salah satu pakar keluarga yang banyak memberikan pencerahan.
“Sebagai orang yang konsen menangani masalah disabilitas, kami berharap publik semakin memahami, bahwa mereka memiliki hak dan tempat yang sama di masyarakat,” ucapnya. (rp2/c)