25 radar bogor

Jonan Lantik Mantan Bos Pertamina sebagai Kepala SKK Migas

JAKARTA-RADAR BOGOR, Setelah lengser dari jabatan direktur utama (dirut) PT Pertamina (persero), sepak terjang Dwi Soetjipto nyaris tidak terdengar. Kini mantan dirut PT Semen Padang itu kembali mendapat kepercayaan dari negara. Dia ditunjuk sebagai Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

Senin siang (3/12) Dwi Soetjipto dilantik oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan untuk jabatan tersebut. Pelantikan eks dirut PT Semen Indonesia itu sebagai kepala SKK Migas menggantikan pejabat sebelumnya, Amien Sunaryadi yang telah habis masa jabatannya.

Pelantikan diawali dengan pengambilan sumpah jabatan. “Apakah bersedia diambil sumpah?” tanya Jonan kepada Dwi yang berada di hadapannya.

“Bersedia,” begitu jawaban Dwi dengna lugas.

Sosok Dwi Sotjipto di lingkungan ESDM bukanlah orang baru. Kiprahnya untuk BUMN maupun energi tidak diragukan lagi. Alumnus Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) lama malang melintang di industri semen.

Sejak 1995 hingga 2003, Dwi merupakan dirut litbang di PT Semen Padang. Lantas naik kelas menjadi dirut di pabrik semen tertua di Indonesia itu.

Keberhasilan Dwi di pabrik Indarung membuat dia harus hijrah ke pada 2005-2013. Ketika PT Semen Gresik berganti nama menjadi PT Semen Indonesia (persero), ketua Alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (IKA-ITS) itu masih dipercaya sebagai dirut. Terhitung dari 2013-2014.

Saat bertugas di PT Semen Padang, Dwi melanjutkan pendidikan di magister manajemen Universitas Andalas (Unand) Padang. Bahkan Dwi pun terus menimba ilmu untuk meraih gelar doktor Ilmu Manajemen Kekhususan Manajemen Stratejik dari Universitas Indonesia (UI).

Di bawah kepemimpinan Dwi, PT Semen Indonesia sudah membuka pabrik di negara Vietnam. Pria yang menguasai seni beladiri karate dan pencak silat ini mampu mensejajarkan perusahaan yang dipimpinnya dengan BUMN besar seperti Pertamina dan PLN.

Ayah empat anak itu juga sukses membawa kapasitas produksi Semen Indonesia menjadi 26 juta ton/tahun. Angka itu mengalahkan kapasitas produksi Siam Cement sebesar 23 juta ton. Siam Cement selama ini dianggap sebagai raja semen Asia Tenggara.

Suami dari Handini ini menjadi eksekutif pertama sepanjang sejarah yang membawa BUMN Indonesia menjadi perusahaan multinasional.

Selain itu, Dwi Soetjipto juga tercatat sebagai koordinator pengajar di Institut Pelatihan Pembangunan sejak tahun 1999 sampai sekarang. Sejak tahun 2014, Dwi Soetjipto menjadi Ketua Sekolah Tinggi Manajemen Semen Indonesia dan komisaris Bursa Efek Indonesia (BEI).

Masih di tahun yang sama atau pada November 2014, Dwi Soetjipto mendapat amanah baru sebagai dirut Pertamina menggantikan Karen Agustiawan yang mengundurkan diri. Sayangnya, tiga tahun berselang Dwi dicopot oleh Menteri BUMN Rini Soemarno.

(hap/JPC)