25 radar bogor

Diduga Bunuh 31 Pekerja Proyek, Anggota Separatis Papua Blokade Jalan

JAYAPURA-RADAR BOGOR,Kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) di Papua dikabarkan membunuh 31 pekerja proyek jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga. Namun, hingga tadi malam, TNI-Polri belum bisa memastikan kabar tersebut. Sebab, akses menuju lokasi kejadian diblokade KKSB.

Kabidhumas Polda Papua Kombes A.M. Kamal menjelaskan, kabar pembunuhan tersebut berasal dari laporan masyarakat. Menurut informasi itu, semula hanya 24 orang yang dibunuh pada Sabtu (1/12).

Delapan pekerja lain berhasil menyelamatkan diri di rumah anggota DPRD. Namun, anggota KKSB ternyata mengetahui hal tersebut. Mereka lantas mendatangi rumah anggota DPRD yang namanya tidak disebutkan itu. Tujuh di antara delapan orang tersebut dibunuh.

“Satu orang dilaporkan melarikan diri dan hingga saat ini belum ditemukan. Besok (hari ini, Red) saya akan ke TKP,” terang Kamal Senin malam (3/12) seperti ditulis Cenderawasih Pos.

Satu peleton atau seratus personel TNI-Polri berupaya mengecek dan mengejar pelaku. Namun, saat mereka berada di jalan menuju Distrik Yiki Km 46, ternyata jalan diblokade KKSB.

“Petugas masih berupaya untuk menerobos pemblokadean.”

Menurut dia, Polda Papua berusaha memastikan ke PT Istaka Karya. Ternyata diinformasikan bahwa memang ada mobil pekerja proyek yang membawa setidaknya 15 orang yang belum kembali.

“Jadi, posisinya kami sedang memastikan (kebenaran, Red) eksekusi ini,” urainya.

Kalau benar terjadi pembunuhan, olah tempat kejadian perkara akan dilakukan dan pengejaran berlanjut.

“Mereka harus mempertanggungjawabkan perbuatannya,” urainya.

Dia menjelaskan, pekerja proyek itu membangun untuk kepentingan masyarakat Papua. Agar masyarakat Nduga bisa terhubung dengan masyarakat di Jayawijaya.

“Tapi, justru dieksekusi semacam itu,” tegasnya.

Sementara itu, Sebby Sambom, juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) yang sering disebut pemerintah sebagai KKSB, belum menjawab permintaan konfirmasi dari Jawa Pos.

Hingga tadi malam sekitar pukul 23.00 WIB, telepon dan pesan singkat belum dibalas.

Namun, beberapa waktu lalu Sebby menyebutkan bahwa pihaknya memang akan berupaya mengganggu berbagai proyek pembangunan di Papua. Alasannya, pembangunan itu terindikasi bertujuan melancarkan operasi militer.

“Proyek itu hanya untuk kepentingan militer,” tegasnya kala itu.

Wakapendam XVII/Cenderawasih Letkol Infanteri Dax Sianturi juga belum bisa memastikan kabar tersebut.

Menurut Dax, informasi tersebut baru mereka terima kemarin sore. Karena itu, pihaknya tidak mungkin langsung mengirim pasukan.

“Dalam situasi malam hari dan medan yang berat, tidak ideal untuk mengerahkan pasukan,” terang dia.

(idr/syn/fia/nat/c10/oni)