25 radar bogor

Kata PKS, BIN Hanya Bikin Negara Makin Gaduh

Dua orang staff pegawai BIN saat menbersiahakn logi BIN di kantornya. (jpnn/jawapos.com)

JAKARRTA-RADAR BOGOR Pernyataan Badan Intelejen Negara (BIN) yang mengutip hasil survei tentang 41 dari 100 masjid di lingkungan kementerian, lembaga serta Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terpapar radikalisme berbuntut panjang. Fakta itu pun dianggap membuat kondisi bangsa semakin gaduh.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera menyatakan, yang dilontarkan BIN hanya membuat negara semakin gaduh. Menurut dia, institusi besutan Budi Gunawan itu sebaiknya membeberkan secara gamblang ihwal dugaan masjid yang terdampak radikalisme.

“Cara paling baik, BIN sebutkan dimana masjidnya, nanti orang bisa menilai benar atau tidak masjid ini. Jangan melontarkan 41 (masjid radikalisme) kemudian enggak dibuka masjidnya. Itu kan membuat orang saling curiga,” cetus Mardani di Kawasan Duren Sawit, Jakarta, Selasa (20/11).

Mardani menilai ucapan yang disebutkan oleh BIN dapat berimplikasi kepada masyarakat yang mulai saling curiga satu sama lainnya. Karena itu, dirinya mendesak BIN untuk menjaga energi positif di lingkungan masyarakat.

“Kalau udah ketahuan 41 (masjid), tugas BIN memastikan 41 itu berubah tidak radikal. Bukan malah mengungkap ke publik, BIN itu salah kalau disitu,” ungkapnya.

“Kalau BIN punya niat baik jangan bikin gaduh, tetapi BIN itu punya tugas sebagai intelegen. Intelegen itu tugasnya bukan dimedia loh intelegen kesuksesannya bukan tampil di media tapi masalah selesai gitu,” sambungnya.

Sebelumnya, Badan Intelijen Negara (BIN) smengungkap ada 41 dari 100 masjid di lingkungan kementerian, lembaga serta Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terindikasi telah terpapar radikalisme. Sementara itu, ada sekitar 500 masjid di seluruh Indonesia yang terindikasi terpapar paham radikal.

Diklarifikasi, data terkait berita “BIN : 41 Masjid Di Lingkungan Pemerintah Terpapar Radikalisme”  merupakan hasil survei terhadap kegiatan khotbah yang disampaikan beberapa penceramah.

Survei dilakukan oleh P3M NU yang hasilnya disampaikan kepada BIN sebagai early warning dan ditindaklanjuti dengan pendalaman dan penelitian lanjutan oleh BIN.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Arief Tugiman, Kasubdit di Direktorat 83 BIN,  dalam diskusi Peran Ormas  Islam dalam NKRI, di Kantor Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) Jakarta, Sabtu (17/11).

Keberadaan masjid di Kementrian/Lembaga dan BUMN perlu dijaga agar penyebaran ujaran kebencian terhadap kalangan tertentu melalui ceramah-ceramah agama tidak mempengaruhi masyarakat dan mendegradasi Islam sebagai agama yang menghormati setiap golongan.

“Hal tersebut adalah upaya BIN  untuk memberikan early warning dalam rangka meningkatkan kewaspadaan, tetap menjaga sikap toleran dan menghargai kebhinekaan,” kata Jubir Kepala BIN, Wawan Hari Purwanto dalam siaran pers yang diterima Koran ini

(aim/JPC)