25 radar bogor

Analisis Indonesia vs Thailand di Suzuki Cup: Cara Mematikan Adisak

CEO Radar Bogor Grup Hazairin Sitepu

Adisak Kraisorn. Pemain Thailand yang sangat fenomenal. Dialah yang mencetak enam gol sekaligus ke gawang Timor Leste pada laga penyisihan grup B dua pekan lalu. Gol-gol yang dicetak pemain bernomor punggung 9 ini melalui kaki dan kepalanya.

Adisak memiliki kemampuan yang lengkap. Adisak memiliki kecepatan. Adisak memiliki insting yang hebat di kotak penalti lawan. Ketika melawan Timor Leste, empat gol yang ia cetak melui pergerakannya yang cepat dari lapangan tengah. Satu gol lagi melalui titik penalti. Ia memang tidak menggiring bola melainkan memanfaatkan umpan-umpan silang dari sayap kanan dan sayap kiri. Juga umpan terobosan dari tengah.

Pemain ini harus menjadi perhatian khusus timnas Indonesia pada pertandingan di Stadion Rajamangala, Bangkok, Sabtu malam. Cara mematikan Adisak adalah bukan menjaga pemain ini secara khusus, melainkan menghindari arus bola ke sayap kiri atau sayap kanan. Karena dari dua sayap bola disilang-matangkan ke Adisak. Itu yang terjadi ketika melawan Timor Leste.

Bila pola dua minggu lalu menjadi strategi melawan timnas Indonesia nanti malam, maka pemain-pemain Thailand akan mengalirkan bola dari bawah atau dari tengah ke Nurul Sriyankem (14) di kiri atau pemain lain di kanan.

Nurul yang berpostur agak pendek itu kemudian dengan cepat menyilangkan bola ke depan gawang ketika Adisak sedang melesat dari tengah ke depan gawang.

Karenanya, Evan Dimas dan Zulviandi nanti malam harus benar-benar bisa menjadi jenderal lapangan tengah.

Harus lebih cerdas mengatur serangan. Entah melalui Andik Vermansyah di kanan atau Febri Hariyadi di kiri. Bola bisa pula diteroboskan ke Beto Goncalves atau pun Stefano Lilipaly yang sudah pasti akan dikawal sangat ketat.

Serangan pun bisa dibangun melalui Hansamu Yama dari garis belakang. Kiper Andritany pun dapat ikut mengatur serangan dari depan gawangnya dan menghindari terjadinya blunder di depan kotak penalti.

Kecepatan dan kualitas individu Febri dan Andik harus benar-benar bisa dimanfatkan untuk ‘meneror’ dari sayap kiri maupun sayap kanan.

Dengan begitu Beto atau pun Stefano dapat memanfaatkan secara efektif umpan-umpan silang dari dua sayap. Atau pun umpan terobosan dari tengah.

Si mungil Riko Simanjuntak biar disiapkan untuk babak kedua. Biarlah anak Medan yang memiliki kualitas individu luar biasa ini mengacak-acak kotak penalti lawan dari kiri atau tengah.

Ciptakan ruang untuk Beto atau pun Stefano sehingga umpan tarik dari Riko dapat efektif menghasilkan gol. Tetapi, sepertinya Riko akan masuk starting eleven. Baik juga untuk membangun mental dan spirit kolektif tim.

Serangan balik secara cepat dengan memanfaatkan kecepatan Andik, Febri atau pun Irfan Jaya adalah cara lain untuk menciptakan gol.
Kita tidak berharap permainan babak pertama timnas kita ketika melawan Timor Leste terulang.

Itu sangat buruk. Tampak tidak ter-manage. Tidak terpimpin. Tidak tersistem. Sehingga kita kemasukan satu gol di babak pertama itu.

Permainan anak-anak Garuda baru terpola setelah Riko Simanjuntak masuk di babak kedua. Mereka seperti menemukan kembali mental yang hilang. Akhirnya kita bisa menang 3-1.

Sesungguhnya lawan terbesar timnas kita adalah mental mereka sendiri. Supaya mental kuat dan produktif, harus mencetak gol terlebih dahulu. Bukan Adisak. ****

Facebook : Bang HS

Instagram: hazairinsitepu