BOGOR–RADAR BOGOR,Komisi IV DPRD Kota Bogor mengumpulkan pihak SMAN 2 Bogor, kemarin. Pemanggilan tersebut untuk menyelesaikan tiga permasalahan yang sempat terjadi. Ketua Komisi IV DPRD Kota Bogor, Achmad Romdhoni mengatakan, pertemuan tersebut telah memecahkan kebuntuan.
Sebab, informasi yang diterima pihaknya cukup bias. Sehingga, dari pertemuan tersebut semua dijelaskan dengan sangat baik.
“Kami mediasi, bertanya kronologis kemudian klarifikasi agar tidak hanya mengetahui dari satu pihak,” ujarnya kepada Radar Bogor usai mediasi di Gedung DPD Kota Bogor, kemarin (15/11).
Untuk dugaan kasus penganiayaan beberapa waktu lalu, kata Romdhoni, pihak korban tidak mengetahui pelakunya. Meski, kata dia, ranahnya sudah diambil alih Unit PPA Polresta Bogor Kota tetapi pihak sekolah sudah melakukan langkah-langkah yang baik dan bertanggung jawab.
Sehingga, saat ini anak yang menjadi korban sudah kembali lagi bersekolah dengan tenang.
“Kami bukan ingin menyampingkan permasalahan hukum, yang penting anak ini sudah sekolah lagi secara baik dan tidak ada apa-apa lagi,” katanya.
Terkait perpindahan jurusan siswa dari IPA ke IPS, kata dia, juga sudah selesai. Waktu tiga bulan yang digunakan siswa untuk masuk di kelas IPA merupakan sikap bijak dari sekolah untuk membiasakan siswa tersebut.
Lebih lanjut ia mengatakan, tak ada perubahan maka dipindahkan. Beruntungnya, ada salah seorang siswa IPS yang pindah. Sehingga komposisinya tepat.
“Sudah selesai tidak ada apa-apa lagi,” ungkapnya.
Terkait dugaan intimidasi, ia mengungkapkan hal tersebut tidak benar. Romdhoni menegaskan, pihak sekolah telah memaparkan bahwa tidak ditemukan bahasa yang dianggap mengintimidasi itu.
Meski demikian dia meminta pihak sekolah untuk bisa menyelesaikan segala permasalahan secara kekeluargaan. Kemudian, komunikasi yang dibangun juga perlu baik dengan bahasa yang normatif, objektif, dan tak ada tendensi subjektif. “Kata-kata intimidasi itu tidak kita temukan dalam bahasa keterangan yang diberikan mereka,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Kepala Kurikulum SMAN 2 Bogor, Agus mengungkapkan, tiga poin permasalahan yang dibahas sudah selesai. Namun, dirinya berharap nama baik SMAN 2 Bogor bisa kembali membaik.
Sebab, akan ada langkah-langkah antisipatif ke depan.
“Kami akan meningkatkan segala sesuatunya, artinya ada pelayanan dan segala sesuatunya harus siap serta perlindungan hak siswa karena tidak membedakan-bedakan pelayanan terhadap siswa tetap dilindungi,” pungkasnya. (gal/c)