25 radar bogor

Dari Dugaan Intimidasi Hingga Siswa Pindah Jurusan, Dewan Anggap Permasalahan SMAN 2 Bogor Selesai

DIMINATI: Puluhan siswa bersaing dalam lomba kepalangmerahan di lapangan SMAN 2 Bogor.

BOGOR–RADAR BOGOR,Komisi IV DPRD Kota Bogor mengumpulkan pihak SMAN 2 Bogor, kemarin. Pemanggilan tersebut untuk menyelesaikan tiga permasalahan yang sempat terjadi. Ketua Komisi IV DPRD Kota Bogor, Achmad Romdhoni mengatakan, pertemuan tersebut telah memecahkan kebuntuan.

Sebab, informasi yang dite­rima pihaknya cukup bias. Sehi­ngga, dari pertemuan ter­se­but semua dijelaskan dengan sangat baik.

“Kami mediasi, ber­ta­nya kronologis kemudian klarifikasi agar tidak hanya meng­etahui dari satu pihak,” ujarnya kepada Radar Bogor usai mediasi di Gedung DPD Kota Bogor, kemarin (15/11).

Untuk dugaan kasus pengani­ayaan beberapa waktu lalu, kata Romdhoni, pihak korban tidak mengetahui pelakunya. Meski, kata dia, ranahnya sudah diambil alih Unit PPA Polresta Bogor Kota tetapi pihak sekolah sudah melakukan langkah-langkah yang baik dan bertanggung jawab.

Sehingga, saat ini anak yang menjadi korban sudah kembali lagi bersekolah dengan tenang.

“Kami bukan ingin menyam­pingkan permasalahan hukum, yang penting anak ini sudah sekolah lagi secara baik dan tidak ada apa-apa lagi,” katanya.

Terkait perpindahan jurusan siswa dari IPA ke IPS, kata dia, juga sudah selesai. Waktu tiga bulan yang digunakan siswa untuk masuk di kelas IPA meru­pa­kan sikap bijak dari sekolah untuk membiasakan siswa tersebut.

Lebih lanjut ia mengatakan, tak ada perubahan maka dipin­dahkan. Beruntungnya, ada salah seorang siswa IPS yang pindah. Sehingga kompo­sisinya tepat.

“Sudah selesai tidak ada apa-apa lagi,” ungkapnya.

Terkait dugaan intimidasi, ia mengungkapkan hal tersebut tidak benar. Romdhoni mene­gaskan, pihak sekolah telah mema­parkan bahwa tidak dite­mu­kan bahasa yang dianggap mengintimidasi itu.

Meski demikian dia meminta pihak sekolah untuk bisa menye­lesaikan segala permasa­lahan secara kekeluargaan. Kemudian, komunikasi yang dibangun juga perlu baik dengan bahasa yang normatif, objektif, dan tak ada tendensi subjektif. “Kata-kata intimidasi itu tidak kita temukan dalam bahasa keterangan yang dibe­rikan mereka,” imbuhnya.

Sementara itu, Wakil Kepala Kurikulum SMAN 2 Bogor, Agus mengungkapkan, tiga poin permasalahan yang dibahas sudah selesai. Namun, dirinya berharap nama baik SMAN 2 Bogor bisa kembali membaik.

Sebab, akan ada langkah-langkah antisipatif ke depan.

“Kami akan meningkatkan segala sesuatunya, artinya ada pelayanan dan segala sesuatu­nya harus siap serta perlin­dungan hak siswa karena tidak mem­bedakan-bedakan pela­yanan terhadap siswa tetap di­lin­dungi,” pungkasnya. (gal/c)