25 radar bogor

Said Didu: Genderuwo yang Berbahaya Menyatu dengan Kekuasaan

Ilustrasi perpanjangan kekuasaan
Ilustrasi perpanjangan kekuasaan

JAKARTA-RADAR BOGORPernyataan Presiden Jokowi terkait politik genderuwo untuk menyindir lawan politiknya dinilai memercik air ke muka sendiri. Pasalnya, berbagai pihak justru menyebut internal pemerintah yang menjadi biang untuk menakut-nakuti masyarakat.

Demikian disampaikan oleh Praktisi Industri dan Bisnis Said Didu, saat berdiskusi tentang ekonomi di Media Center Prabowo-Sandi, Jakarta, Rabu (14/11). Dalam kesempatan itu, dirinya menyebut saat ini ada sosok yang dinilai membahayakan bagi bangsa dan bernegara.

“Genderuwo yang paling bahaya di negara adalah kalau genderuwo itu sudah menyatu dengan kekuasaan,” kata Said Didu dalam diskusi Rabu Biru bertajuk ‘Menumpas Genderuwo Ekonomi’ di Prabowo-Sandi Media Center, Jalan Sriwijaya 35, Jakarta Selatan, Rabu (14/11).

Said pun mencontohkan bahwa tak hanya pemerintah yang dituding banyak hutang. Namun ternyata perusahaan-perusahaan BUMN juga seolah tidak ingin kalah dengan berlomba memperbanyak utang. Publik pun dibuat terkejut karena pengurusan utang tersebut seolah ‘gaib’ dan secara tiba-tiba muncul angka total utang BUMN.

“Lobi-lobi untuk mendapatkan sumber pembiayaan genderuwonya juga ada, termasuk itu BUMN-BUMN itu utangnya kemana kita tahu, tapi kita nggak tahu siapa yang urus tahu-tahu sudah dapat utang,” ujar dia.

Dalam kesempatan yang sama, Pakar Ekonomi PKS, Farouk Abdullah Alwyni menilai bahwasanya pemerintah bisa saja terlepas dari politik genderuwo tersebut. Syaratnya, pemerintah harus mau transparan dan jujur kepada publik.

“Kalau birokrasi nya dibikin efisien, transparan apa professional dan dengan adanya birokrasi yang baik maka keterbukaan informasi itu akan bisa meminimalisir kelompok kepentingan pribadi itu, karena masyarakat punya akses yang sama,” paparnya.

(aim/JPC)