25 radar bogor

Kisruh Soal Pasokan Jagung Peternak Ayam Petelur Ingatkan Kementan Harga Pakan

Ilustrasi pedagang telur ayam di pasar tradisional (Dok.JawaPos.com) Share this image

JAKARTA-RADAR BOGOR,Persoalan naiknya harga jagung yang berdampak pada kenaikan harga pakar ternak terus melebar. Pernyataan Kementerian Pertanian soal pabrik pakan besar (feedmill) sebagai penyebab tingginya harga jagung di pasaran, dianggap tidak berdasar.

Ketua Presidium Peternak Layer Nasional Ki Musbar Mesdi mengungkapkan bahwa gudang-gudang feedmill tidak cukup besar untuk bisa menampung produksi jagung nasional yang mencapai hampir 30 juta dalam setahun ini.

“Memang kemampuan gudang milik feed mill itu berapa juta ton? Bulog saja sebagai badan logistik kapasitas gudangnya cuma berapa ribu ton,” ujar Ki Musbar kepada wartawan, Rabu (14/11).

Terkait dengan minimnya pasokan jagung di pasaran, Ki Musbar meminta Kementan untuk tidak menjadikan pihak lain sebagai kambing hitam. Kenyataannya, saat ini harga jagung sudah melonjak hingga Rp5.700—5.800 kilogram rata-rata secara nasional. Padahal, harga yang direkomendasikan untuk jagung pakan hanyalah Rp4.000-an per kilogram.

Ia balik bertanya kepada Kementan, apabila benar ada produksi hingga 30 juta ton, berapa besar benih yang mesti dipakai untuk mencapai produksi tersebut. Dalam kenyataannya, produksi benih nasional tidak mencapai 60 ribu ton per tahun.

Terhadap polemik jagung ini, anggota Komisi IV dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PP) Zainut Tauhid Sa’adi pun meminta Satgas Pangan segera mengambil langkah hukum. Jika benar tingginya harga jagung di pasaran karena dikuasai feedmill, hal ini harus dibuktikan. Pasalnya, situasi tersebut termasuk dalam tudingan praktik monopoli dan penimbunan produksi jagung.

Zainut mengaku, Dewan juga akan memanggil Menteri Amran. Tujuannya, untuk meminta penjelasan Kementerian Pertanian (Kementan) terkait ketidak akuratan laporan dengan fakta di lapangan.

“Iya, setelah reses untuk masa sidang kedepan akan kami panggil (Mentan-red),” tegasnya, di kesempatan berbeda.

Pasalnya, tingginya harga jual jagung di pasaran secara langsug mematahkan pernyataan petinggi Kementan terkait surplus produksi jagung. Faktanya, harga jagung di pasaran telah mencapai Rp 5.700—5.800 per kilogram. “Ini artinya distribusi jagung di pasar sangat kurang sehingga harga naik,” kata Zainut.

Sebelumnya, Kementerian Pertanian menyebut pasokan jagung di Indonesia kebanyakan dikuasai oleh perusahaan pabrik pakan besar (feed mill). Akibatnya peternak unggas mandiri kesulitaj untuk mendapatkan jagung di pasaran.

(ask/JPC)