JAKARTA-RADAR BOGOR,Perdagangan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih dibayangi pelemahan lantaran potensi penguatan dolar menyusul pergerakan euro yang kembali melemah sebagai akibat permasalahan dengan target defisit Italia.
Analis CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, meskipun demikian adanya kenaikan poundsterling paling tidak bisa mengurangi potensi kenaikan USD tersebut. “Diperkirakan Rupiah akan bergerak di kisaran 14.792-14.779,” ujarnya Kamis (15/11).
Meski demikian, kata Reza, sentimen dari dalam negeri yang kembali positif diharapkan dapat membuat Rupiah bertahan di teritori hijaunya. Terutama jelang pertemuan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang diharapkan dapat memberikan sesuatu yang positif untuk pasar.
“Penguatan Rupiah kembali terjadi seiring masih adanya sentimen positif dari dalam negeri. Padahal sebelumnya dikhawatirkan akan berbalik melemah seiring dengan penguatan USD karena terimbas pelemahan CNY dan EUR karena sentimen internal dari masing-masing,” tuturnya.
Beberapa berita positif, kata Reza, seperti masih bertumbuhnya kredit konsumsi hingga kuartal tiga 2018, pertemuan Presiden Jokowi dan delegasi dengan sejumlah petinggi negara dalam KTT ASEAN yang diharapkan dapat membawa sejumlah kerjasama yang memberikan nilai tambah bagi Indonesia, hingga prediksi Kadin terhadap neraca perdagangan Indonesia di bulan Oktober yang dapat kembali surplus.
Dari sisi global, pergerakan EUR kembali melemah dengan masalah fiskal yang dihadapi Italia namun, terimbangi dengan kenaikan GBP dimana pelaku pasar berharap akan ada penyelesaian positif terkait Brexit.
(mys/JPC)
