25 radar bogor

Generasi Muda Harus Cerdas dan Kritis Terhadap Siaran Tayangan Media

Mahasiswa


BOGOR-RADAR BOGOR,
Generasi muda saat ini diminta untuk cerdas dan kritis terhadap siaran di tayangan media.

“Sikap generasi muda terhadap siaran tayangan media harus kritis, cerdas dan bijak,” ujar Guru Besar UPI, Prof. Dr. Cecep Darmawan, S. Pd, S. Ip, MH, M. Si, saat mengisi training di Hotel D’ Anaya Bogor, Kamis (8/11/2018) lalu.

Ia menghimbau generasi muda bisa kritis dalam menilai validitas sumber tayangan, menafsirkan mana positif dan negatif, mana fakta mana opini, mana hoax mana kebenaran, mana bias mana perspektif.

Selain itu, perlu cerdas agar mengerti dan paham akan tayangan serta adaptif dalam mencerna tayangan.

Bijak pun diperlukan agar bisa bersikap adil, proporsional, hikmah, menggunakan nurani, ketelitian, kecermatan, mana yang layak ditonton dan mana yang tidak layak. Generasi muda tentunya harus sebagai subjek, bukan objek media.

“Kita jangan menggunakan jarum hipodermik dalam teori komunikasi yang membuat kita hanya mengikuti apa yang ditayangkan media. Hendaknya kita selektif dengan memilih channel yang menayangkan program yang positif,” tutur Cecep.

Meskipun tayangan di media kembali kepada pemiliknya, media harus ada regulasi yaitu menjadi ruang publik untuk semua.

Penyiaran harus integritas nasional dengan memiliki ketegasan antara pemerintah, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, ataupun Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat.

Setiap kegiatan penyiaran, khususnya yang dilakukan media penyiaran, harus dipastikan benar-benar sehat dan berkontribusi positif bagi upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, menjunjung tinggi nilai-nilai budaya, dan mendorong masyarakat pada ketaatan beragama.

“Untuk itu, perlu membangun sense of belonging terhadap budaya Indonesia serta mencintai budaya-budaya lokal Jawa Barat, terutama khazanah budaya untuk anak dan remaja yang hampir punah di ruang publik media,” pungkasnya.

Mahasiswa dan mahasiswa prodi Sains Komunikasi Fisip Universitas Djuanda (Unida) dengan para peserta lainnya sangat antusias mengikuti training tersebut.

Ketua prodi Sains Komunikasi Fisip Unida sekaligus Moderator Maria Fitriah, juga masih semangat mengingatkan kembali di sesi akhir sesuai tema training dengan mengungkapkan, “I Love Indonesia”, dan “We Love” Budaya Budaya Daerah Indonesia. (ysp)