25 radar bogor

Tingkatkan Komoditi Lada, Pemkab Luwu Timur Ikuti Pelatihan IG di Bogor

PELATIHAN:

BOGOR-RADAR BOGOR, Sejumlah 57 penyuluh, Petani, Pedagang, Dinas Pertanian, Bappeda, dan Sekretariat Daerah Kabupaten Luwu Timur, mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Indikasi Geografis yang diadalam Asosiasi Indikasi Geografis Indonesia (AIGI) di Royal Hotel Juanda Bogor, pada 5-9 November 2018.

Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, terkenal dengan komoditi unggulan perkebunan Lada. Sesuai dengan Data Angka Tetap Statistik 2017, luas areal pertanaman lada sebesar 5.871,30 Haktare dengan Produktivitas 1,46 Ton per hektar per tahun.

Sebagai salah satu potensi lada utama di Sulawesi Selatan, Kabupaten Luwu TImur mendapatkan fenomena harga yang sangat berdampak pada petani dan pedagang lada. Sebab, dengan adanya penurunan harga lada yang drastis pada tahun 2016 dari Rp162.000 per kilogramnya menjadi Rp40.000 pada 2017.

Beragam upaya untuk menaikkan harga lada telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Luwu Timur bersama para legistalif serta Asosiasi Petani Lada (APLI).

Langkah pertama yang dilakukan pemerintah Kabupaten Luwu Timur adalah melakukan studi banding ke Bangka Selatan dan Lampung untuk melihat teknis budidaya dan pemasaran lada. Mereka juga mengadakan pameran tunggal Lada Luwu Timur di Makassar dengan menghadirkan Kalla Group sebagai eksportir.

Selain itu dilakukan Pelatihan Perbaikan Sistem Budidaya Intensifikasi Tanaman yang berbasis ramah lingkungan (Good Agriculture Practice) dengan asumsi bahwa anjloknya harga disebabkan rendahnya kualitas lada Luwu Timur.

Namun, semua itu belum berdampak signifikan terhadap kenaikan harga lada. Setelah mempelajari beberapa metode dan system serta upaya-upaya perlindungan produsen dan konsumen serta pemalsuan lada Luwu Timur, maka dibentuklah Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis Lada Luwu Timur.

Mereka akan bertindak sebagai pengusul Indikasi Geografis Lada Luwu Timur kepada kementerian Hukum dan HAM. Indikasi Geografis (IG) merupakan pengakuan kepemilikan dan hak menggunakan tanda Indikasi Geografis dengan menggunakan nama barang atau produk.

Telah banyak produk Indikasi Geografis Indonesia yang telah menembus pasar internasional dan diminati konsumen di negara lain. Sebagai contoh produk Indikasi Geografis Kopi Toraja dan Ubi Colembu yang diminati konsumen Jepang.

Ada juga kopi Gayo, Garam Amed, Pala Siau dan Lada Putih Muntok yang diminati negara-negara Uni Eropa, dam tembakau oleh konsumen Malaysia.

Sebagai penguatan MPIG, maka Dinas Pertanian Kabupaten Luwu Timur bekerjasama dengan Badan Kepegawaian dan Peningkatan SDM Kabupaten Luwu Timur serta Asosiasi Indikasi Geografis Indonesia (AIGI) melaksanakan Pendidikan dan Pelatihan Indikasi Geografis di Royal Hotel Bogor pada 5-9 November 2016.

Pendidikan dan Pelatihan Indikasi Geografis ini dibuka secara langsung Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Bambang.

Dalam sambutannya, BambangD menyampaikan harapan agar semua pihak mempersiapkan diri untuk menekuni betapa pentingnya mengelola perkebunan dengan baik.

“Disaat negara butuh ekspor, disaat melemahnya nilai rupiah kita, bagaimana perkebunan tampil, maka petani perlu dibimbing dengan baik tentang bagaimana cara meningkatkan mutu, cara pengolahan yang baik, agar perkebunan kita akan lebih dikenal dunia,” ujarnya.

Turut hadir dalam pembukaan Pendidikan dan Pelatihan Indikasi Geografis, Ketua Asosiasi Indikasi Geografis Indonesia (AIGI) DR Riyaldi, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Luwu Timur, Muharif, Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kabupaten Luwu Timur, Kamal Rasyid.

“Indikasi Geografis akan membantu memperkenalkan dan meningkatkan daya saing produk unggulan wilayah yang akhirnya dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pelaku usaha komoditi tersebut,” jelas Riyaldi.

Dalam acara tersebut, turut dilaksanakan penandatanganan MOU pelaksanaan Diklat Indikasi Geografis (IG) antara BKPSDM Kabupaten Luwu Timur dengan Asosiasi Indikasi Geografis Indonesia (AIGI) dan Dinas PErtanian Kabupaten Luwu Timur dengan Asosiasi Indikasi Geografis Indonesia (AIGI).

Bentuk pelatihan berupa empat hari pendidikan dan pelatihan dalam ruangan dan satu hari field trip ke Kabupaten Sumedang yang memeiliki IG Tembakau Mole Sumedang, IG Tembakau Hitam Sumedang, IG Sawo Sukatali Sumedang, dan bagian dari IG Kopi Arabika Preanger dan IG Ubi Cilembu Sumedang.

Kepala Badan BKPSDM Luwu Timur mengharapkan agar kemampuan Pemda Kabupaten Luwu Timur meningkat dalam hal Indikasi Geografis ini baik dalam persiapan permohonan pendaftaran IG maupun pemanfaatan setelah memperoleh sertifikat IG.(pin/*)