25 radar bogor

Miliki Keterbatasan Fisik, Siswa SD Asal Sukabumi Merangkak Tiga Kilometer Demi Sampai ke Sekolah

SUKABUMI-RADAR BOGOR,Keterbatasan fisik tidak membuatkelas III di SDN 10 Kecamatan Cibadak (9) bocah asal Kampung Cikiwul Tongoh RT 1/1 Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi tak bersekolah.

Meski tak bisa berjalan normal seperti anak biasanya, putra ke empat dari pasangan Dadan Hamdani (50) dan Pipin (45) ini, tetap gigih demi bisa mengenyam pendidikan.

Muklis Abdul Kholik. Siswa kelas III di SDN 10 Kecamatan Cibadak ini juga sudah mempersiapkan dirinya berangkat sekolah.

Persiapan Abdul jelas harus lah matang. Soalnya, selain karena medan menuju sekolah yang mencapai 3 kilometer. Juga infrastrukturnya pun tak bersahabat bagi dirinya yang memiliki keterbatasan fisik karena karena memiliki kelainan pada kakinya.

Orang tua angkat Abdul, Pipin (45) mengatakan, Abdul merupakan anak kakak iparnya yang diurus dari sejak kecil. Kondisi kelainan pada kakinya pun memang sudah dideritanya sejak kecil.

“Waktu keles I SD, Adul harus digendong kalau kemana-mana, termasuk ke sekolah. Tapi sekarang mulai mandiri dan lebih memilih jalan meski merangkak,” kata Pipih ketika disambangi Radar Sukabumi dikediamannya, Kamis (8/11).

Menurutnya, Adul begitu sapaan akrabnya memiliki keterbatasan fisik tetapi memiliki cita-cita tinggi yakni ingin menjadi petugas pemadam kebakaran. Hal itu lah yang membuat tekadnya untuk terus bersekolah sangat kuat. Selain itu, ia juga memiliki percaya diri dan pandai bergaul dengan teman-temannya.

“Alhamdulillah Adul tidak minder saat bergaul dengan temannya. Adul memiliki cita-cita ingin menjadi petugas pemadam kebakaran,” ujarnya.

Keluarga berharap, ada pihak yang peduli terhadap kondisi Adul, terutama pemerintah. Adul saat ini butuh tongkat yang bisa membantunya untuk berjalan karena kalau musim hujan seperti saat ini, apabila merangkak pakaianya selalu kotor.

“Mudah-mudahan mendapatkan bantuan tongkat tangan untuk membantu Adul. Karena kasian kalau musim hujan,” lirih Pipih.

Sementara itu, Muklis Abdul Kholik mengaku, dirinya bersemangat sekolah karena memiliki cita-cita menjadi petugas pemadam kebakaran. “Cita-cita saya jadi petugas pemadam kebarakan suapaya bisa membantu orang,” singkatnya.

Menanggapi hal itu, Kepala Bidang (Kabid) Sekolah Dasar (SD), Iyus Yusuf Hilmi mengatakan pendidikan di Kabupaten Sukabumi sudah menerapkan sistem Inklusif atau sistem layanan pendidikan yang mengatur agar difabel dapat dilayani di sekolah terdekat.

Namun, dirinya mengherankan kenapa Kepala Sekolah, Camat dan unsur lainnya tidak merespon dan menyikapi permasalahan ini.

“Ya kita tentunya akan tangani. Jika dibutuhkan kursi roda kita akan fasilitasi. Intinya, saya berharap hak-hak anak bisa terpenuhi apapun bentuk permasalahannya.

Baik itu anak-anak difabel atau yang memiliki kebutuhan khusus, tidak boleh berhenti sekolah gara-gara itu. Kalau dibutuhkan juga kami akan berikan beasiswa khusus kepada anak tersebut,” jelasnya. (bam/t)