25 radar bogor

Koalisi Jokowi: Strategi Senyap Demokrat Bukan Buat Prabowo-Sandi

Kubu Jokowi-Ma'ruf menilai strategi senyap Demokrat sejatinya bukan untuk Prabowo-Sandi, melainkan untuk partai mereka sendiri. (Issak Ramadan/JawaPos.com)

JAKARTA-RADAR BOGOR Partai Demokrat mengklaim menggunakan strategi senyap dalam memenangkan pasangan calon (paslon) nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Demokrat sengaja tak terlalu meng-ekspose ke publik mengenai ‘gerilya politiknya’.

Menurut Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin, Arya Sinulingga, Demokrat menggunakan strategi senyap sejatinya bukan untuk Prabowo-Sandi. Melainkan untuk mengamankan Partai Demokrat di pileg.

“Demokrat senyap untuk menyelamatkan partainya. Jadi bukan untuk Pak Prabowo. Jadi saling senyap-senyapan,” ujar Arya di Posko Rumah Cemara, Jakarta, Kamis (8/11).

Menurut politikus Partai Persatuan Indonesia (Perindo) ini Demokrat telah berpikir logis untuk Pilpres 2019 ini. Pasalnya jika membantu memenangkan Prabowo-Sandi, partai yang dinakhodai Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini tetap rugi.

“Karena semua partai melihat yang menikmati naiknya elektabilitas adalah Partai Gerindra. Gerindra sekarang nomor dua di berbagai survei. Partai lain makin kecil,” katanya.

Arya melihat strategi senyap ini pernah diterapkan Partai Demokrat di Pilpres 2014 silam. Namun strategi itu ternyata tidak berhasil dilakukan. Demokrat kalah di Pileg.

“Parlemennya senyap, menurun juga kursinya,” katanya.

Sebelumnya, Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengatakan ketua umumnya SBY memilih cara senyap untuk mengkampanyekan Prabowo-Sandiaga.

Menurut Ferdinand pihaknya tak banyak mengobral janji kepada warga yang ditemui selama berkampanye. SBY, kata dia, lebih mendengarkan semua keinginan dan harapan warga.

Ferdinand mengatakan, SBY saat ini sedang rajin berkeliling ke daerah, terutama di kawasan Jawa Tengah. Itu dilakukan untuk mendengar langsung aspirasi rakyat terkait pemimpin masa depan yang paling cocok dan sesuai keinginan mereka itu. Selain tentunya, mengampanyekan Prabowo-Sandi.

Ferdinand pun meyakini, cara seperti ini bisa menyalip elektabilitas petahana Joko Widodo (Jokowi) yang saat ini masih mengungguli Prabowo, yang merupakan Ketua Umum Partai Gerindra.

(gwn/JPC)