25 radar bogor

Ibu Muda Tewas Loncat dari Jembatan Cianteun Diduga Menderita Baby Blues Syndrome

Ilustrasi

LEUWILIANG – RADAR BOGOR, Aksi bunuh seorang ibu muda berinisial S (28) dengan cara terjun dari Jembatan Sungai Cianteun, Desa Leuwimekar, Leuwiliang Bogor, Rabu (6/11/2018), diduga karena korban menderita Baby Blues Syndrome (BBS).

Depresi, Ibu Rumah Tangga Tewas Melompat dari Jembatan Cianten Leuwiliang

Seperti yang disampaikan salah satu pakar Kesehatan Ibu dan Anak, Fitri Mulyasari. Ia menjelaskan, dalam dunia medis ada sebuah penyakit yang bernama Baby Blues Syndrome (BBS). Seorang ibu yang baru melahirkan rentan menderita penyakit tersebut.

“Tidak semua ibu senang setelah melahirkan. Pada anak kelahiran pertama, seorang ibu rentan sekali terkena sindrom ini. Efek lahiriah yang terlihat bisa dari gejala depresi, mudah lelah, khawatir, dan terlihat gelisah. Itu gejala-gejala umum BBS yang harus diperhatikan,” ujarnya kepada Radar Bogor, kemarin.

Fitri melanjutkan, reaksi kimia dari sindrom ini bisa membuat suasana hati berubah di waktu-waktu yang tidak teratur. Akibatnya, pengindap BBS cenderung kehilangan nafsu makan, sensitif, mudah marah, ingin menyendiri, tidak suka bergaul dengan orang sekitar, mudah sedih, bahkan bisa saja melakukan aksi nekat bunuh diri.

“Jadi ada baiknya seorang ibu yang baru melahirkan harus benar-benar diawasi. Mereka rentan sekali dengan depresi. Jika tanda-tanda ini mulai terlihat, saran saya keluarga segera membawa ke psikolog atau psikiater. Kalau tidak segera ditangani, hubungan batiniah antara ibu dan anak tidak bisa terjalin dengan baik,” imbuhnya.

Umumnya, masih lanjut Fitri, pengidap BBS akan berlangsung sekitar dua minggu pasca melahirkan. Jika setelah dua minggu ternyata masih berlanjut, keluaga harus waspada. Di masa-masa ini, dukungan keluarga terdekat adalah hal mutlak yang harus diberikan kepada ibu pasca melahirkan.

“Intinya mereka butuh penguatan jiwa dari orang-orang terdekat. Kalau ada ibu yang nekat bunuh diri seperti itu, ada kemungkinan dia mengidap penyakit ini. Terutama kepada suami, harus benar-benar mendampingi sang istri pasca melahirkan. Kuatkan hati dan jiwanya. Itu sangat penting,” ucapnya.

Sebelumnya diberitakan, S (28) nekat melakukan aksi bunuh diri terjun dari Jembatan Cianteun. Ia sempat ditolong oleh warga dan juga beberapa petugas kepolisian.

Awalnya S masih hidup. Sayangnya, saat dibawa ke RSUD Leuwiliang, nyawa S tidak tertolong. Ia menghembuskan nafas terakhirnya pukul 13.30. Saat ini S disemayamkan di Rumah Duka Sinar Kasih – Kota Bogor. (cr3)