25 radar bogor

Ketika Para Calon Pejabat di Singapura Berguru Ilmu Politik ke PDIP

Jajaran Pengurus DPP PDIP (berbaju merah) bersama Delegasi Leader in Administration Programme (LAP) Singapura di Kantor DPP PDIP, Rabu (7/11). (Sabik Aji/JawaPos.com)

JAKARTA-RADAR BOGOR Delegasi Leader in Administration Programme (LAP) Singapura berkunjung ke DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (7/11). Sejumlah poin penting dibahas dalam pertemuan ini.

Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto mengatakan, pertemuan ini bagian dari mempererat hubungan Singapura dan Indonesia. Selain itu LAP yang diisi oleh calon pejabat-pejabat publik Singapura juga mendapat ilmu politik dari partainya.

“Kami berdialog bagaimana hubungan kedua negara dapat ditingkatkan. Termasuk kerja sama antar politik. Mereka juga memahami bagaimana pemilu di Indonesia, situasi sekarang dan pentingnya kerjasama di ASEAN,” ujar Hasto.

“PDIP sebagai the ruling party (partai penguasa, Red) juga membangun persahabatan, menjalankan juga politik luar negeri untuk mendorong kerja sama yang baik, tanpa campur tangan terhadap kebijakan masing-masing negara,” imbuhnya.

Selain itu, dari pertemuan ini juga akan diarahkan kepada kerjasama politik antara partai politik di kedua negara. “Memang tadi saat bersama pak Dubes (Singapura, Red) dibahas hal tersebut (untuk menjalin kerjasama politik, Red),” sambung Hasto.

Di tempat sama, Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Amil Kumar Nayar mengatakan sangat mengapresiasi kontribusi PDIP untuk ikut menyumbang ilmu politik kepada para calon pejabat publik Singapura. Partai berlambang banteng itu dinilai memiliki filosofi yang layak menjadi panutan para pegiat politik.

“Jadi saya paham benar apa yang terjadi saat itu. Kami paham benar arti kata ‘Perjuangan’ dari nama PDI Perjuangan saat ini. Bahwa PDIP akan selalu berjuang untuk memperbaiki diri,” kata Nayar.

Nayar menuturkan, para calon pejabat publik Singapura inj telah melakukan proses pelatihan dengan mengunjungi semua institusi di negeri itu untuk memahami soal pelayanan publik dan politik. “Dan Indonesia tak boleh dilupakan. Kami memilih PDI Perjuangan, untuk belajar dan mengetahui bagaimana manajemen partai dan pandangan soal isu regional dan Indonesia sendiri,” tutupnya.

(sat/JPC)