25 radar bogor

Karena Hoax Ratna Sarumpaet, Pemilih Prabowo Membelot ke Jokowi

Prabowo Subianto saat diwawancarai awak media beberapa waktu lalu (Gunawan Wibisono/JawaPos.com)

JAKARTA-RADAR BOGOR Kasus dugaan penyebaran berita bohong Ratna Sarumpaet beberapa waktu lalu mengagetkan publik. Kubu 02, Prabowo Subianto-Sandiaga S Uno pun ikut terkena dampak buruknya.

CEO Alvara Research Center, Hasanuddin Ali mengatakan, dari hasil survei terbarunya diketahui bahwa mayoritas pemilih pasangan Jokowi-Ma’ruf menilai kubu 02 bertanggungjawab atas hoax ini. Sedang pendukung Prabowo-Sandi hanya sebagian kecil yang menganggap jagoannya harus bertanggungjawab atas kelakuan Ratna.

“66,6 persen pemilih Jokowi-Ma’ruf menyatakan kubu Prabowo-Sandi bertanggungjawab atas kasus Ratna Sarumpaet. Sebaliknya hanya 31,5 persen pemilih Prabowo-Sandi yang menggangap pasangan tersebut bertanggungjawab atas kasus Ratna Sarumpaet,” kata Hasanuddin di hotel Oria Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (6/11).

Dari kasus ini diketahui terjadi pergeseran arah suara pemilih yang cukup signifikan. Tak tanggung-tanggung angkanya mencapai 18,9 persen.

Hal ini pula yang diduga sebagai penyebab tren elektabilitas Prabowo-Sandi menurun jika dibandingkan dengan survei bulan Agustus. Sedangkan Jokowi-Ma’ruf trennya naik.

“Kesimpulannya terjadinya pergeseran suara. Prabowo turun elektabilitasnya karena faktor ini (kasus Ratna, Red),” jelas Hasanuddin.

Penurunan elektabilitas Prabowo-Sandi sendiri terbilang cukup besar. Jika pada Agustus elektabilitasnya 35,2 persen, di Oktober hanya 33,9 persen. Sedangkan Jokowi-Ma’ruf naik tipis dari 53,6 persen menjadi 54,1 persen di Oktober.

Dengan data ini, Hasanuddin menilai bahwa sebagian pendukung Prabowo membelot ke Jokowi karena hoax Ratna. Selain itu, adapula pemilih yang bergeser menjadi kategori yang belum menentukan pilihan.

Sebab di kategori belum menutuskan pilihan juga mengalami kenaikan. Dari 11,2 persen di bulan Agustus menjadi 12 persen di bulan Oktober

“Pemilih Prabowo lari, ada ke Jokowi dan belum memutuskan,” pungkas Hasanuddin.

Untuk diketahui, survei Alvara ini dilakukan pada rentan waktu 8-22 Agustus 2018. Melibatkan 1.781 responden, yang tersebar di 33 provinsi. Sistem yang digunakan adalah multi stage random sampling, dengan margin of error 2,37 persen.

(sat/JPC)