25 radar bogor

Istri Panglima TNI Belajar Tanaman Obat Keluarga di IPB

Rektor IPB Dr. Arif Satria saat menyambut kedatangan Ketua Yayasan IKKT, Nanny Hadi Tjahjanto di Ruang Sidang Rektor, Kampus IPB Dramaga Bogor, Senin (5/11/2018).

BOGOR-RADAR BOGOR, Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr. Arif Satria didampingi Ketua Agrianita IPB, Neno Arif Satria menyambut kedatangan Ketua Yayasan Tunas Muda Ikatan Kesejahteraan Keluarga Tentara Nasional Indonsia (IKKT), Nanny Hadi Tjahjanto di Ruang Sidang Rektor, Kampus IPB Dramaga Bogor, Senin (5/11/2018). Kunjungan istri Panglima TNI ini bermaksud untuk mengetahui cara membudidayakan tanaman obat keluarga (Toga).

Dalam kesempatan ini Nanny mengatakan bahwa IKKT mendorong ibu-ibu TNI  untuk membudidayakan tanaman obat, apalagi Indonesia kaya akan tumbuhan obat yang beraneka ragam.

Tanaman obat keluarga atau biasa mengenalnya dengan sebutan Toga adalah tanaman yang berfungsi sebagai obat yang biasanya ditanam di pekarangan atau halaman rumah. Tanaman ini biasanya dimanfaakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional.

Nanny Hadi Tjahjanto mengatakan, kunjungan ke IPB merupakan sesuatu hal yang sangat bermanfaat dan berharga, baik untuk IKKT dan para istri TNI. Anggota TNI dan ibu-ibu TNI dapat belajar cara budidaya tanaman obat dan meningkatkan ilmu pengetahuan mengenai pentingnya mempunyai tanaman obat keluarga yang begitu besar khasiatnya untuk keluarga dan masyarakat sekitar.

“Tanaman obat keluarga sangat penting untuk ditanam dan dikembangkan oleh TNI dan istri TNI, sehingga dapat mengangkat dan menempatkan tumbuhan obat sebagai arus utama dalam sistem kesehatan. Sudah seharusnya Toga dimanfaatkan dan dikembangkan menjadi komoditi kesehatan dan sumber ekonomi unggulan serta sebagai jati diri bangsa,” tuturnya.

Nanny berharap IPB dapat mendampingi dan membimbing ibu-ibu istri TNI untuk membudidayaan tanaman obat keluarga di pekarangan rumah atau di kebun dengan baik.

Menanggapi permintaan tersebut, Dr. Arif Satria mengatakan bahwa IPB siap membantu dan mendampingi ibu-ibu dari IKKT untuk belajar dan mengembangkan budidaya tanaman obat keluarga dengan baik.

Menurutnya, perkembangan tanaman obat Indonesia harus terus ditingkatkan dari hulu ke hilir. Termasuk peningkatan pengetahuan budidaya tanaman obat dan pengetahuan cara meramu tanaman obat dengan baik, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat. Perlu juga peningkatan mutu yang tepat untuk pengembangan tanaman obat di Indonesia.

“IPB dalam hal ini terus meningkatkan dan mengembangkan kawasan konservasi dan pelestarian tanaman obat Indonesia di bawah Pusat Studi Biofarmaka Tropika (Trop BRC) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB,” imbuhnya.

Sementara itu, peneliti Trop BRC IPB, Dr. Siti Sa’diah menjelaskan bahwa Toga pada hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan.

“Kebun tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat, khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Budidaya tanaman obat untuk keluarga (Toga) dapat memacu usaha kecil dan menengah di bidang obat-obatan herbal sekalipun dilakukan secara individual. Setiap keluarga dapat membudidayakan tanaman obat secara mandiri dan memanfaatkannya, sehingga akan terwujud prinsip kemandirian dalam pengobatan keluarga,” ujarnya.

Menurutnya, semua jenis tanaman obat sepert kumis kucing, jahe, temulawak, bangle, beluntas, belimbing wuluh, cocor bebek, cabiroto, dan lain-lain, memiliki khasiat yang sangat baik untuk kesehatan. “Jadi jika ada yang merasa tidak enak badan, dapat langsung meramu tanaman itu dan langsung bisa dimanfaatkan,” katanya.

Rombongan selanjutnya melakukan kunjungan ke kebun konservasi budidaya biofarmaka di Cikabayan, TK Agriananda dan Agribusiness Development Station (ADS) Cikarawang dengan ditemani Ketua Agrianita IPB, Neno Arif Satria. (Awl/Zul)