25 radar bogor

Cetuskan ‘Al-Makiyun’, Hanura Bandingkan Komunikasi Maruf vs Prabowo

KH Maruf Amin saat memberikan tausiyah dalam sebuah acara beberapa waktu lalu (Dok. JawaPos.com)

JAKARTA-RADAR BOGOR Kontestasi pemilu diwarnai oleh aksi saling hujat dan sindiran antara paslon maupun pendukung yang bertarung di pilpres 2019. Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma’ruf Amin pun mengistilahkan kondisi tersebut dengan ‘Al-Makiyun’.

Itu berarti, saat ini masyarakat Indonesia mulai ahli saling maki memaki satu sama lain. Ketua DPP Partai Hanura Inas Nasrullah menilai, Ma’ruf telah membuat kosa kata baru dalam konteks khasanah ilmu komunikasi politik Indonesia.

Sebaliknya, kata dia, capres kubu oposisi justru menghadirkan bentuk komunikasi politik yang tidak tepat untuk masyarakat luas. Hal itu terbukti atas analogi mengenai persoalan kemiskinan dan ‘Tampang Boyolali’ yang diucapkan oleh Prabowo.

Prabowo
Prabowo Subianto saat memberikan pidato di hadapan pendukungnya beberapa waktu lalu (Dery Ridwansyah/JawaPos.com)

“Prabowo menganalogikan kemiskinan dengan tampang Boyolali adalah bentuk komunikasi politik yang amburadul yang tidak mengindahkan kaidah berbangsa dan bernegara yang baik,” kata Inas kepada wartawan, Senin (5/11).

Menurut Inas, berbeda dengan kubunya, ia menilai kubu oposisi justru lebih banyak menghadirkan gaya komunikasi politik memaki. Itulah mengapa hal yang dibicarakan Ma’ruf Amin soal ‘Al Makiyun’ menjadi penting di Indonesia.

“Kalau kita lihat berbagai video Prabowo dalam berpidato, isinya lebih banyak caci maki sehingga perlu dinasehati oleh Pak Kiai. Di lain sisi, Prabowo adalah capres Indonesia tahun 2019 yang seharusnya menjaga betul diksi seorang negarawan,” pungkasnya.

Sebelumnya, dalam acara peresmian rumah aspirasi pada Minggu (5/11), Ma’ruf Amin mengeluhkan persoalan maki-maki yang semakin marak di Indonesia. Baginya, cara-cara komunikasi seperti itu harus diubah.

“Bahasa yang sering dipakai, kita akan hijrah ke arah yang lebih baik. Di Indonesia itu katanya banyak makiyun. Makiyun itu bukan ahli makkah, tapi ahli maki-maki. Jadi kita ubah lah cara komunikasi itu dengan cara-cara yang santun, yang baik, dan kita wujudkan itu di dalam rumah aspirasi,” cetusnya.

(aim/JPC)