25 radar bogor

Imbas Kasus Ratna Sarumpaet, Undecided Voters Cenderung Pilih Jokowi

Capres-cawapres nomor urut 01 dan 02, Jokowi-Ma'ruf Amin, Prabowo-Sandiaga Uno ketika menghadiri acara deklarasi Kampanya Damai Pemilu 2019 di Monas, Jakarta Pusat, Minggu (23/9). (Miftahul Hayat/Jawapos)
Capres-cawapres nomor urut 01 dan 02, Jokowi-Ma’ruf Amin, Prabowo-Sandiaga Uno ketika menghadiri acara deklarasi Kampanya Damai Pemilu 2019 di Monas, Jakarta Pusat, Minggu (23/9). (Miftahul Hayat/Jawapos)

JAKARTA-RADAR BOGOR Kasus hoax Ratna Sarumpaet berdampak negatif bagi kubu Prabowo-Sandi. Berdasar hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, ada potensi pemilih yang hengkang lantaran kasus ini.

Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Ikrama Masloman mengatakan, imbas dari kasus Ratna Sarumpaet, pemilih yang belum menentukan pilihan (undecided voters) cenderung memilih Jokowi.

“Efek elektoral hoax Ratna Sarumpaet bukan mengurangi dukungan ke Prabowo, tapi pemilih yang belum memutuskan pilihan cenderung ke Jokowi,” kata Ikrama di kantor LSI Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (23/10).

Ikrama menuturkan, dari hasil survei terbaru LSI, diketahui bahwa elektabilitas Jokowi-Ma’ruf di bulan Oktober ini masih unggul dari Prabowo-Sandi.

Jokowi-Ma’ruf mendapat elektabilitas 57,7 persen. Sedangkan Prabowo-Sandi hanya 28,6 persen. Serta 13,7 persen lainnya belum menentukan jawaban.

“Jokowi-Ma’ruf unggul di survei bulan Oktober 2018,” jelas Ikrama.

Naiknya undecided voters yang memilih Jokowi dapat tergambar dari grafik survei LSI selama 3 bulan ke belakang.

Pada Agustus 2018 elektabilitas petahana 52,2 persen, kemudian naik menjadi 53,2 persen di September. Di bulan Oktober, lagi-lagi elektabilitas petahana bertambah menjadi 57,7 persen atau pascakasus hoax Ratna Sarumpaet.

Kondisi petaha justru tak terjadi pada Prabowo-Sandi. Menurut hasil survei LSI, elektabilitas paslon tersebut jalan di tempat.

Pada Agustus 2018 perolehannya adalah 29,5 persen, kemudian berturut-turut turun menjadi 29,2 persen di September dan 28,6 persen pada Oktober.

“Tren Jokowi-Ma’ruf meningkat sementara Prabowo-Sandi stagnan,” pungkas Ikraman.

Sebagai informasi, survei LSI ini dilakukan dalam rentang 10-19 Oktober 2018. Reponden yang terlibat sebanyak 1.200 orang.

Metode survei yang digunakan yaitu multistage random sampling dengan wawancara tatap buka dan kuesioner. Margin of error dalam survei ini 2,8 persen.

(sat/JPC)