25 radar bogor

Dana Desa Menjadi Role Model Dunia

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo menyambut para tamu dari berbagai negara yang datang ke Annual Meetings IMF-World Bank di Nusa Dua, Bali. (Istimewa)
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo menyambut para tamu dari berbagai negara yang datang ke Annual Meetings IMF-World Bank di Nusa Dua, Bali. (Istimewa)

JAKARTA-RADAR BOGOR Keberhasilan Indonesia membangun ekonomi daerah dengan dana desa melalui program Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades) menjadi perbincangan hangat dalam Annual Meeting International Monetary Fund (IMF)-World Bank (WB) di Bali. Banyak negara yang berniat mengadopsi model pembangunan desa seperti di Indonesia.

Bank Dunia atau World Bank (WB) serta International Fund for Agricultural Development (IFAD) yang merupakan salah satu badan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menilai pembangunan kawasan perdesaan di Indonesia telah berkembang dan berhasil. Program dana desa dinilai efektif untuk meningkatkan perekonomian desa serta pendapatan masyarakat desa.

“Pembangunan kawasan perdesaan di Indonesia telah menjadi perhatian dunia dalam Annual Meeting IMF-World Bank di Bali. Bahkan, World Bank akan menerapkan sejumlah model pembangunan kawasan perdesaan yang ada di Indonesia ke negara-negara berkembang lainnya di dunia,” ujar Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo dalam rapat koordinasi pembangunan kawasan perdesaan bertema Memperkuat Sinergitas Pusat dan Daerah dalam Pembangunan Kawasan Perdesaan di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (16/10).

Kesuksesan Indonesia dalam mendongkrak ekonomi desa menjadi topik diskusi dalam pertemuan tahunan IMF-WB di Bali. Terutama mengenai program dana desa yang dalam empat tahun berhasil membangun berbagai infrastruktur dasar sebagai penunjang aktivitas ekonomi dan kualitas hidup masyarakat desa. Di antaranya, membangun jalan, jembatan, embung, sarana air bersih, PAUD, dan posyandu.

“Dalam empat tahun ini, kami sudah mampu membangun infrastruktur di desa dengan skala masif yang belum pernah terjadi di Indonesia Kemungkinan juga belum terjadi di negara-negara lain. Jadi, dalam acara Annual Meeting IMF-World Bank, program pembangunan ini juga menjadi perhatian bagi para peserta. Terutama dari negara-negara berkembang,” jelas Eko.

Salah satu model pembangunan kawasan perdesaan di Indonesia, yaitu program Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades), telah banyak diminati oleh negara-negara berkembang. Prukades yang diterapkan Indonesia telah menjadi penghubung antara pemerintah pusat dan daerah. Banyak pihak yang terlibat. Di antaranya, kementerian, pemerintah daerah melalui kepala daerah kabupaten dan kepala desa, dunia usaha, perbankan, serta masyarakat.

Prukades bertujuan menjadikan desa sebagai kawasan berskala ekonomi besar dengan salah satu produk unggulannya. Hal itu diharapkan bisa meningkatkan perekonomian desa maupun pendapatan masyarakat desa setempat. “Program Prukades ini telah diikuti sejumlah kabupaten yang tersebar di Indonesia. Dengan model Prukades ini, pembangunan kawasan perdesaan akan terus berkembang dan maju,” tutur Eko.

Karena itu, dia mengimbau seluruh kepala daerah dan kepala desa untuk membuat perencanaan dalam pemanfaatan penggunaan dana desa untuk pemberdayaan manusia dan ekonomi. ’’Saya melihat desa-desa sudah memiliki infrastruktur yang cukup. Kami optimistis, dalam tujuh tahun ke depan, desa tertinggal di Indonesia segera terentaskan dan jumlah penganggur di desa akan turun signifikan,’’ terangnya. (tih/wir)

(arm/tih/wir/JPC)