25 radar bogor

Bendera Tauhid Dibakar Oknum Banser, Ketua MPR Perintahkan Ini

Ketu MPR Zulkifli Hasan saat berada di Lapangan Kecamatan Purbolinggo, Lampung Timur, Lampung, Selasa (23/10). (MPR)
Ketu MPR Zulkifli Hasan saat berada di Lapangan Kecamatan Purbolinggo, Lampung Timur, Lampung, Selasa (23/10). (MPR)

JAKARTA-RADAR BOGOR Kasus pembakaran bendera tauhid oleh oknum Banser NU dikhawatirkan bisa memicu konflik yang lebih besar. Karena itu, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan meminta polisi cepat bertindak agar kasusnya tidak merembet ke mana-mana.

“Saya berharap masyarakat jangan berantem gara-gara kesalahan oknum ormas. Ingat ormas bukan agama. Ormas hanya sekedar alat. Jadi Polisi harus segera bertindak cepat,” ujar Zulkifli Hasan saat berada di Lapangan Kecamatan Purbolinggo, Lampung Timur, Lampung, Selasa (23/10).

Menurutnya, masyarakat bebas menjadi anggota ormas apapun asal tetap menjaga persatuan dan saling menghormati. Karena itu, lanjut Zulkifli, sudah menjadi tugas MPR untuk tetap menjaga persatuan, kekompakan, dan kerukunan masyarakat apalagi di tahun politik.

Di tahun politik masyarakat ada yang sudah memiliki pilihan presiden, wakil rakyat, Adanya perbedaan pilihan harus disikapi dengan wajar. “Ingat Pemilu rutin digelar jadi peristiwa itu hal yang biasa,” ungkapnya.

Ia menegaskan Pemilu bukan perang. Karena itu, jangan ribut dalam masalah Pemilu. “Pilihan boleh beda tetapi merah putih kita satu. Nanti yang menang kita ucapkan selamat,” tuturnnya.

Dalam kesempatan tersebut, Zulhas sapaan Zulkifli juga mengajak pada masyarakat untuk menjalankan nilai-nilai Pancasila. Dalam nilai-nilai ini ada sikap saling menghormati, menghargai, dan menyayangi satu dengan yang lain. “Jadikan Pancasila sebagai perilaku,” harapnya.

Sebelum memberi sosialisasi pada masyarakat Purbolinggo, Zulkifli Hasan melakukan hal yang sama di lembaga pendidikan Darun Nasyi’in, Desa Bumi Jawa, Kecamatan Batanghari Nuban, Lampung Timur.

Di hadapan siswa dan siswi sekolah yang menggunakan kurikulum Kementerian Agama itu, Zulkifli Hasan menceritakan, dulu di nusantara banyak berdiri kesultanan Islam yang makmur. Pada suatu ketika datanglah 11 kapal kayu kecil yang diawaki orang Eropa, Belanda. Mereka mencari rempah-rempah.

Singkat cerita, bangsa asing itu mengadudomba sehingga kesultanan yang ada berantem dan perang sendiri antar saudara hingga akhirnya dijajah selama 350 tahun.

Belajar dari masa lalu, Zulkifli Hasan mengingatkan kembali agar kita jangan mudah diadudomba. Sudah saatnya bangsa ini harus pandai dan cerdas. Untuk itu diharapkan siswa dan siswi di sekolah itu untuk rajin belajar. “Belajarlah sungguh-sungguh,” tegasnya.

Kebesaran bangsa menurutnya bukan ditentukan oleh kekayaan alam yang melimpah namun oleh sumber daya manusianya. Dicontohkan dua negara yang masih bersaudara, Korea Selatan dan Korea Utara, yang maju adalah Korea Selatan.

“Korea Selatan lebih maju sebab penduduknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Kalian yang sekolah di madrasah sangat beruntung, selain mendapat ilmu agama juga mendapat ilmu umum,” tuturnya.

(aim/JPC)