25 radar bogor

Begini Strategi Menteri Enggar Genjot Ekspor di Tengah Tekanan Global

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (Dok.JawaPos.com)
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (Dok.JawaPos.com)

JAKARTA-RADAR BOGOR Era pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla (Jokowi-JK) mendapat tekanan yang cukup berat dari perekonomian global, salah satunya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Namun, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan menyiasatinya dengan membuka akses pasar baru dengan berbagai perjanjian perdagangan.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menjelaskan, perjanjian perdagangan tersebut guna menyeimbangkan posisi Indonesia dengan negara-negara tetangga seperti Vietnam, Thailand, dan Malaysia.

“Dengan kita membuka akses pasar, antara lain dengan berbagai perjanjian perdagangan karena tanpa itu, kita tidak bisa masuk kompetisi dengan baik dengan vietnam thailand dan malaysia,” ujarnya di gedung Sekertariat Negara (Setneg) Jakarta, Selasa (23/10).

Enggar memaparkan, perjanjian dagang di beberapa negara bertujuan untuk menggenjot ekspor Indonesia. Perjanjian tersebut merupakan penambahan pasar baru bagi Indonesia. Saat ini baru tiga perjanjian perdagangan yang rampung, yaitu dengan Palestina, Chile, dan Australia.

Enggar merincikan, perjanjian dengan Palestina merupakan bentuk rasa keperdulian Indonesia terhadap negara tersebut dengan tidak mengenakan tarif impor untuk membantu perekonomian di negaranya.

Kemudian, perjanjian dengan Chile baru saja ditandatangani di salah satu forum pada saat pertemuan tahunan IMF-WB berlangsung di Bali. Sedangkan perjanjian perdagangan ketiga dengan Australia. Proses perjanjian yang cukup alot tersebut saat ini sudah selesai dan tinggal melakukan penandatangan.

“Australia secara substansi sudah selesai hanya menunggu waktu, tinggal tunggu kebijakan Kementerian Luar Negeri,” tuturnya.

Enggar menyebut, perjanjian yang saat ini sedang dalam proses sebanyak 23 perjanjian. pemerintah akan mengejar semaksimal mungkin paling tidak secara substansif bisa diselesaikan tahun ini secara besar semester I tahun depan

Enggar juga mengungapkan, strategi pertahanan dalam menghadapi gempuran efek perang dagang diantaranya dengan mempromosikan berbagai produk lokal.

“Tiap persoalan ada ancaman dan peluang. Yang sudah kita dapatkan adalah kita ambil market share RRT di amerika. Ekspor tekstil kita meningkat tajam. Tapi kita juga sampaikan komitmen bahwa kapas kita ambil dari mereka karena kita emang impor kan. Jadi kesempatanya ada di sana. Hanya, secara keseluruhan, kita tidak boleh menganggap ini sepele karena daya beli dunia itu pasti akan terus meningkat, akan membanjir. Pengendalian impor selalu ditekan,” tututnya.

Menurutnya, jika secara substansi selesai di tahun ini, maka secara efektif dampaknya dapat dirasakan pada pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2019.

(mys/JPC)