25 radar bogor

Waspada Ancaman Malaria Impor, Hingga September 2018 sudah 13 Kasus

Ilustrasi Nyamuk Malaria

BOGOR – RADAR BOGOR, Penyakit malaria masih menjadi ancaman warga Kota Bogor. Ancaman penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Anopheles betina itu, datang dari luar Kota Bogor.

Sebab, tak sedikit orang dari daerah lain yang datang ke Kota Bogor membawa parasit malaria. Hal itu, diungkapkan Analis Penyakit Menular dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Dwi Sutanto.

“Jangan sampai, kasus impor itu menjadi penularan. Cara mencegahnya, dengan mengadakan survelen migrasi, jadi pengamatan kepada orang – orang yang datang dari daerah endemis,” ungkapnya kepada Radar Bogor.

Ketika didapatkan ada warga yang hasilnya positif malaria, sambung dia, maka akan diberikan pengobatan. Untuk pengobatan malaria, obatnya gratis dari Dinkes Kota Bogor. “Obatnya bisa didapatkan di Dinkes atau di rumah sakit rujukan,” ujarnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, sebisa mungkin penderita malaria itu harus diobati jangan sampai terlambat. “Di Kota Bogor sendiri, sampai September 2018 sudah 13 kasus dan itu semua kasus malaria impor,” terangnya.

Daerah kawasan timur yang endemis dan masih daerah merah seperti Papua, Maluku, Halmahera, Nusa Tenggara Timur. Daerah lain seperti Kalimantan, Sumatera masih ada yang endemis, namun masih ringan.

Menurutnya, malaria jika terlambat diobati bisa mengakibatkan kematian. Sebab, parasit malaria itu akan membentuk semacam toksin, apalagi plasmodiumholsiparum akan menyumbat pembuluh darah di daerah batang otak.  “Ibu hamil dan balita yang rentan terkena malaria,” ucapnya.

Pencegahan untuk malaria, kata dia, bagi yang hobi jalan – jalan ke daerah Timur, usahakan menghindari gigitan nyamuk.

“Caranya, hindari beraktivitas malam hari, kemudian membawa lotion anti nyamuk, lalu memakai baju lengan panjang yang berwarna terang. Jika memang lama untuk tinggal di daerah endemis, harus tidur menggunakan kelambu,” paparnya. (cr4)