25 radar bogor

Harga Pangan Naik, Anak-anak RI Terancam Kurang Gizi

ilustrasi anak kurang gizi (pixabay)

JAKARTA-RADAR BOGOR Kesejahteraan pangan masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah maupun lembaga agar memperoleh kecukupan gizi bagi setiap masyarakat Indonesia. Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) berpendapat, kesejahteraan pangan berbanding lurus dengan harga komoditas atau harga makanan pokok yang dijual di pasaran.

Peneliti CIPS Assyifa Szami Ilman mengatakan, jika harga komoditas yang menjadi kebutuhan pokok makanan naik, maka akan berdampak pada berkurangnya asupan gizi atau nutrisi yang dikonsumsi oleh masyarakat.

“Kenaikan harga pangan seperti nasi, sapi, ikan dan telur memiliki dampak peningkatan angka stunting. Kalau konsumsi berkurang menyebabkan kemungkinan anak-anak satu keluarga mengalami stunting,” ujarnya dikawasan Kebayoran Jakarta, Senin (22/10).

Menurutnya, kecukupan gizi masyarakat Indonesia masih rendah. Hal tersebut diukur berdasarkan tiga pilar yaitu, keterjangkauan pangan, ketersediaan pangan, dan kualitas pangan.

“Indonesia masih kurang dalam menyediakan pangan yang kaya akan gizi seperti protein kalsium. Kadang di rumah tidak memiliki kandungan gizi yang cukup. Acap kali piring makanan sehari-hari cenderung nonton meskipun telah diedukasi gizi seimbang,” katanya.

Ilman menegaskan banyak faktor untuk memenuhi ketiga pilar tersebut. Di antaranya, perlunya dukungan mulai dari tingkat petani sebab tidak semua jenis komoditas cocok di satu lahan.

“Misalnya gandum, ketika kita lihat industri maju seperti Amerika Serikat (AS) punya tanah luas dan datar juga teknologi yang baik. Beras Vietnam dan Thailand ekspor karena punya Sungai Mekong optimal untuk tanam padi. Sungai di Indonesia enggak punya karakteristik yang sebaik Sungai Mekong,” tandasnya.

(mys/JPC)