25 radar bogor

Penembakan di Gedung DPR Karding Cium Kejanggalan, Hasto Yakin Cuma Kelalaian

Wakil KetuaTim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding pun mengendus sejumlah kejanggalan. Menurutnya sejumlah pertanyaan publik banyak yang belum terjawab oleh pihak kepolisian. (Miftahul Hayat/jawapos.com)

 JAKARTA-RADAR BOGOR Insiden penembakan gedung DPR masih menyisakan tanda tanya besar bagi sejumlah pihak. Munculnya dugaan bahwa itu hanya peluru nyasar nyatanya tidak membuat publik mereda. Pasalnya dari temuan sejauh ini peluru yang bersarang di gedung wakil rakyat itu sudah berjumlah 5 butir dan menyasar lima lantai.

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf, Abdul Kadir Karding pun mengendus sejumlah kejanggalan. Menurutnya sejumlah pertanyaan publik banyak yang belum terjawab oleh pihak kepolisian.

Seperti kekuatan senjata yang digunakan menembak. Mengingat jarak lapangan tembak Senayan dengan DPR jaraknya di kisaran 300 meter. Kemudian jumlah peluru yang ditemukan sendiri saat ini yang telah dikonfirmasi 5 butir, sedangkan 1 butir lainnya masih diidentifikasi. Jumlah yang tidak sedikit untuk hitungan peluru nyasar.

Cak Imin dan Hasto
Ketua DPP PKB Muhaimin Iskandar dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. (Dery/JawaPos.com)

“Itu dia coba kita beri ruang kepada mereka (kepolisian, Red) untuk menjawab pertanyaan publik,” ujar Karding di kawasan Pakubuwono, Jakarta Selatan, Kamis (18/10).

Lebih jauh, di luar misteri kebenaran insiden ini, Karding meminta agar lapangan tembak Senayan segera dipindah ke lokasi yang jauh dari permukiman dan kompleks perkantoran. Hal itu ditujukan untuk menghindari hal serupa terjadi di tempat lain.

“Sisi lain menurut saya lapangan tembak dipindah lah jangan di situ, yang jauh dari permukiman, yang jauh dari gedung-gedung atau fasilitas pemerintah,” imbuhnya.

Selain itu, sistem keamanan di gedung DPR juga harus diperbaiki secara keseluruhan. Namun Karding tidak mendukung adanya pemasangan kaca antipeluru di gedung DPR.

“Sistem keamanan dan pengaman di DPR menurut saya memang harus standarnya bagus, tapi bukan berarti saya setuju ada kaca antipeluru, tetapi lebih komprehensif, menyeluruh,” pungkasnya.

Sementara Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengusulkan Lapangan Tembak di dekat Gedung DPR sebaiknya dialihfungsikan menjadi pusat kuliner.

“Ya kita dukung (pemindahan Lapangan Tembak), nanti lokasi itu dijadikan pusat kuliner saja,” ujar Hasto di DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta, Kamis‎ (18/10).

Hasto berharap masyarakat dan juga pihak-pihak lain jangan menjadikan tembakan nyasar itu sebagai motif politik. Karena itu murni sebuah kelalaian dari seorang saat melakukan latihan di Lapangan Tembak. “Karena ada juga yang mengkaitkan dengan playing victim,” katanya.

Oleh sebab itu, pihak kepolisian diminta agar menertibkan kepemilikan senjata api. Penggunaannya pun harus diawasi supaya kejadian-kejadian seperti ini tidak terulang lagi.

“Peredaran-peredaran senjata harus betul-betul diawasi dengan sangat baik. Penggunaan peluru apa pun harus diperbaiki,” pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua Persatuan Penembak Indonesia (Perbakin) DKI Jakarta Setyo Wasisto mengatakan, adanya penembahakan ke dua ruang anggota dewan ini berdasarkan laporan sementara dari peluru nyasar, saat berlatih di Lapangan Tembak, yang tidak jauh dari Gedung DPR.

Kadiv Humas Polri ini menambahkan, peluru nyasar ini berasal dari salah satu anggota Perbakin dari Tangerang Selatan dengan inisial IAW. Nantinya dia akan diperiksa terkait peluru nyasar tersebut.‎

Sementara Polri juga telah mengamankan senjata api dengan peluru berkaliber 9 milimeter. Nah peluru itu digunakan oleh I saat latihan di Lapangan Tembak.

Setyo juga mengatakan, kalau melihat jarak, memang peluru itu bisa menjangkau kompleks parlemen. Tapi lebih detailnya nanti akan dilakukan pemeriksaan oleh Polda Metro Jaya.

Diketahui, insiden penembakan di gedung DPR itu mengarah ke Anggota Komisi III dari Fraksi Partai Gerindra Wenny Warouw di lantai 16. Sedangkan peluru lain ke ruangan Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Golkar Bambang Heri Purnama di lantai 13.

Dua hari berselang, peluru kembali ditemukan di ruang anggota Fraksi Demokrat Vivi Sumantri Jayabaya di lantai 10. Ruang Anggota DPR dari PAN Totok Daryanto di lantai 20 yang terkena peluru nyasar, namun tak ditemukan proyektil.

(ce1/gwn/sat/JPC)