25 radar bogor

Jangkauan Majelis Taklim Lebih Luas Dibanding NU dan Muhammadiyah

Hasil analisa PolMark Indonesia menyebutkan, majelis taklim lebih luas jangkau pemilih ketimbang NU dan Muhammadiyah. (Sabik Aji Taufan/JawaPos.com)

JAKARTA-RADAR BOGOR Jaringan sosial yang berpengaruh besar terhadap perolehan suara dalam pemilu rupanya bukan Nahdlatul Ulama (NU), bukan juga Muhammadiyah, melainkan Majelis Taklim. Ini merupakan analisa PolMark Indonesia dari berbagai survei nasional yang digelar sejak 2013.

CEO PolMark Indonesia, Eep Saefullah mengatakan, dari berbagai survei yang dilakukan dalam rentang waktu itu, institusi pengajian majelis taklim adalah forum yang paling luas menjangkau pemilih, hingga 34,5 persen.

“Dari survei nasional majelis taklim tingkat akar rumput adalah jaringan sosial yang lebih besar dibandingkan NU dan Muhammadiyah. NU (menjangkau) 29,9 persen, kemudian Muhammadiyah 6,6 persen,” kata Eep, Kamis (18/10).

Sementara itu dari 42 survei tingkat provinsi pada 2018, jika dirata-ratakan sebanyak 40,7 responden terlibat dalam kegiatan majelis taklim. Adapun responden yang terlibat NU 34,2 dan yang terlibat dalam organisasi Muhammadiyah hanya 6,7 persen.

Oleh karena itu Eep menilai majelis taklim dapat menjangkau ceruk pemilih yang lebih besar dibandingkan NU atau Muhammadiyah. Pasalnya, kata dia, majelis taklim memuat sepertiga jumlah pemilih muslim.

“Di tempat-tempat mayoritas muslim di majelis taklim adalah jaringan yang menjangkau lebih dari sepertiga pemilih,” sambungnya.

Eep pun menyarankan setiap kontestan dalam pemilu untuk tidak memandang remeh majelis taklim ini. Sebab, majelis taklim nyatanya memiliki konstituen yang cukup besar untuk menambah elektoral kemenangan.

“Terutama penggalangan majelis taklim yang efektif. Bukan menggalang pimpinan majelis taklim, tapi menggalang jamaahnya karena tingkat kemandirian pemilih di Indonesia relatif tinggi,” tutupnya.

Tingginya ceruk majelis taklim sendiri diperkirakan Eeq karena jamaahnya lebih heterogen dari sejumlah organisasi. Buktinya, ada juga anggota NU maupun Muhammadiyah yang tergabung dalam majelis taklim.

Sedangkan untuk NU dan Muhammadiyah hanya beranggotakan yang memiliki dasar pandangan sama. Menurutnya, kecil kemungkinannya anggota NU bergabung dengan Muhammadiyah, begitupun sebaliknya.

(sat/JPC)