25 radar bogor

Prabowo Tuding Pemerintah Jokowi Ugal-ugalan, Anak Buah Surya Paloh: Apa Pak Prabowo Ingin Kembali ke Orde Baru?

Prabowo Subianto saat diwawancarai awak media beberapa waktu lalu (Gunawan Wibisono/JawaPos.com)

JAKARTA-RADAR BOGOR Prabowo Subianto menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkesan ugal-ugalan dalam mengelola negara. Misalnya sering adanya perbedaan pendapat di dalam tubuh Kabinet Kerja.

Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin, Arya Sinulingga mengatakan adanya perbedaan pendapat antara para menteri sangatlah wajar. Di era Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga banyak berbeda pandangan.

“SBY menterinya apa enggak pernah beda pendapat. Di zaman Gus Dur dan Megawati juga ada,” ujar Arya saat dihubungi, Rabu. (17/10).

Menurut Arya, adanya perbedaan pendapat ini karena setelah era Orde Baru pemerintahan lebih terbuka. Sehingga dia mengaku wajar adanya perbedaan pendapat.

“Jadi jangan dibandingkan dengan era Pak Soeharto yang tertutup pengelolaanya,” katanya.

Oleh sebab itu politikus Partai Persatuan Indonesia (Perindo) ini mempertanyakan kepada Prabowo Subianto yang mengeluhkan perbedaan pendapat para menteri Jokowi. Padahal perbedaan pendapat itu karena terbukannya pengelolaan negara. Tidak seperti jaman Orde Baru.

“Justru saya mempertanyakan apa Pak Prabowo ingin mengembalikan kepada gaya pemerintahan Orde Baru yang tidak transparan ke publik,” pungkasnya.

Sebelumnya, Prabowo Subianto kembali menyindir pemerintahan yang dinilainya kerap membuat keputusan yang tidak matang. Di sisi lain, persoalan keadilan pun tak luput menjadi persoalan yang musti dibenahi dalam empat tahun terakhir ini. Berbagai contoh inilah yang membuatnya menilai pemerintah telah mengelola negara secara ugal-ugalan.

Misalnya sebuah keputusan bisa dengan mudah direvisi atau dibatalkan tanpa memikirkan dampak hingga rakyat bawah. Hukum menjadi alat tawar menawar politik tanpa pernah mempedulikan rasa keadilan. Kemudian menyaksikan bagaimana riuhnya Kabinet Kerja, akibat saling tuding antar kementerian dan lembaga negara. Perlahan-lahan mimpi untuk mengembalikan kejayaan Indonesia luntur oleh cara ugal-ugalan dalam mengelola negara.

Menurut Prabowo, cara-cara pemerintah seperti ini dinilainya jauh berbeda dengan kepemimpinan para founding father terdahulu. Presiden Indonesia ke-1 Indonesia Soekarno misalnya, ia menilai telah berhasil mengobarkan semangat revolusi.

Begitupula Presiden ke-2 Soeharto, kata dia, yang berhasil mengedepankan pembangunan bangsa. Buktinya, zaman itu harga-harga bahan pokok jauh stabil daripada sekarang.

Tapi saat ini kenapa yang terdengar adalah nada-nada sumbang yang ketakutan terhadap gagasan untuk mengembalikan kejayaan Indonesia. Kenapa bergema nada-nada khawatir dari keinginan untuk mengedepankan kepentingan bangsa di atas segalanya, menjadikan Indonesia untuk orang Indonesia.

(gwn/JPC)