25 radar bogor

Penembakan di Gedung DPR Cium Kejanggalan, Wenny: Setahu Saya Glock itu Khusus untuk Aparat

nggota komisi III DPR RI Wenny Warouw yang ruang kerjanya jadi sasaran peluru PNS Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencium ada beberapa kejanggalan yang bertolak belakang dengan polisi. (jpnn/jawapos.com)

JAKARTA-RADAR BOGOR Anggota komisi III DPR RI Wenny Warouw yang ruang kerjanya jadi sasaran peluru PNS Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan hampir mengenai tamunya yang seorang pendeta, mengaku mencium sejumlah kejanggalan. Di antaranya terkait pelaku dan senjata apai yang diamankan.

Kejadian naas itu terjadi pada Senin (15/10). Kaca ruangan anak buah Prabowo itu pecah dan berlubang ditembus peluru kaliber 9 mm. Bahkan hampir menembus kepala tamunya yang saat itu ada di lantai 16 Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Senayan.

Menurut informasi yang diterima dari Polda Metro Jaya, bahwa 2 pelaku ini merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kemenhub. Wenny menganggap ada kejanggalan, karena di saat jam kerja, tapi yang bersangkutan malah latihan menembak di Senayan. Mengingat kejadian penembakan terjadi sekitar pukul 14.35 WIB.

“Kalian sekarang ini pergi dong ke Menteri Perhubungan (Menhub) tanya itu kok jam kerja latihan nembak?” ujar Wenny di komplek DPR RI Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (17/10).

Selain itu, politikus partai Gerindra itu mempertanyakan munculnya kabar bahwa dua pelaku ini bukan anggota Perbakin. Pasalnya dari penelusurannya, Wenny menemukan sertifikat Perbakin atas nama dua  pelaku ini.

“Mereka punya sertifikasi Perbakin kenapa dibilang bukan Perbakin? ini lihat nih, ini lambang apa? lambang Perbakin kan,” sambung Wenny sambil menunjukam sertifikat Perbakin.

Selain itu, senjata berjenis pistol Glock 17 yang diduga digunakan untuk menembak pun menjadi tanda tanya besar bagi Wenny. Mengingat senjata jenis itu hanya boleh dimiliki oleh aparat penegak hukum.

“Glock ini setahu saya hanya dimiliki oleh instansi, kok bisa orang sipil pegawai yang harusnya kerja bisa pegang itu. ini pertanyaan bantulah polisi,” tegasnya.

Sementara itu pernyataan Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Pol Nico Afinta yang menyebut bahwa sejata Glock ini berasal dari gudang Perbakin dianggap Wenny tidak cukup menjawab keanehannya. Karena pemakaian senjata tersebut berkemungkinan tanpa seizin pemiliknya.

“Pertanyaanya, apa pemilik itu (senjata) mengizinkan dipake oleh (2 pelaku ini),” pungkasnya.

(sat/JPC)