25 radar bogor

Pria 62 Tahun Cabuli Puluhan Siswi SD di Tanah Sareal, Begini Modusnya

Ilustrasi anak dianiaya ayah kandung dan ibu tiri di Bogor
Ilustrasi anak dianiaya ayah kandung dan ibu tiri di Bogor

BOGOR-RADAR BOGOR, Petugas dari Polsek Tanah Sareal menangkap seorang pria berusia 62 tahun yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap puluhan siswi SD.

Pelaku diketahui bernama Udin. Ia merupakan warga pendatang dari Jakarta dan baru sekitar enam bulan lalu menetap di Bogor. Pelaku sehari-hari bekerja sebagai petugas kebersihan.

Kapolsek Tanah Sareal, Kompol Muhammad Suprayogi membenarkan penangkapan tersebut.  “Dari hasil informasi yang didapat benar adanya pelecehan seksual yang dilakukan pelaku terhadap anak-anak di bawah umur,” ujarnya kepada Radar Bogor.

Dari hasil penyelidikan, lanjut kapolsek, Udin menyasar korban yang berada di kelas 2 sampai 5 SD. Pelaku menjalankan aksinya di kebun yang tidak jauh dari sekolah.

Korban diiming-imingi  uang jajan Rp5 ribu oleh Udin untuk melancarkan aksinya. “Sebenarnya para guru sudah menangkap pelaku tidak jauh dari lokasi kejadian untuk diinterogasi,” sambungnya.

Hanya, pelaku tak mengakui perbuatannya. Namun setelah didesak dan dengan sadar diri akhirnya pelaku mengakui perbuatannya. Bahkan, sempat terjadi insiden pemukulan oleh orang tua korban kepada Udin tetapi dapat dilerai Lurah Tanah Sareal serta Bhabinkamtibmas.

“Jumlah korban masih didata, sementara ada empat orang korban. Namun sebelum diidentifikasi menurut informasi diperkirakan jumlah korban lebih dari sepuluh siswi,” pungkasnya.

Kasus kekerasan yang dialami B dan para siswa di Tanah Sareal menambah daftar penjang kasus kekerasan anak yang terjadi di Kota Hujan.

Berdasarkan data Dinas Pemberdayaan Manusia, Perempuan dan Perlindungan Anak (DPMPPA) Kota Bogor, hingga Agustus 2018 sudah terjadi 32 kasus kekerasan yang menimpa anak-anak. Angka ini tentu sangat menghawatirkan.

Sebab, berdasarkan survei Kekerasan terhadap Anak Indonesia yang dilakukan pada kelompok umur 18-24 tahun yang mengalami kekerasan sebelum umur 18 tahun mengidentifikasi dampak kesehatan yang muncul akibat tindakan kekerasan. Perilaku yang dominan adalah merokok dan mabuk, selain keinginan menyakiti diri dan bunuh diri.

Dari survei itu menyebutkan kekerasan fisik terhadap anak laki-laki akan berdampak pada perilaku merokok sebanyak 78 persen dan mabuk sebanyak 33 persen. Sementara pada perempuan adalah mabuk (14 persen), menyakiti diri sendiri (6,06 persen), dan merokok 5,69 persen.

Di sisi lain, kekerasan emosional akan berdampak pada perilaku merokok (57.5 persen) dan mabuk (42,7 persen) pada anak laki-laki. Sedangkan pada anak perempuan adalah menyakiti diri sendiri 42,9 persen, mencoba bunuh diri 34,4 persen, terpikir bunuh diri 32,6 persen, merokok 13,51 persen, dan mabuk 13,18 persen.

Menurut Kepala DPMPPA Kota Bogor, Artiana Yanar Anggraini, kejadian yang menimpa B maupun siswa di kelurahan Tanah Sareal karena pelaku berada di lingkungan yang tidak baik dan tidak memiliki pembekalan pengetahuan yang baik pula. “ Selain itu faktor ekonomi jadi penyebab kasus ini,” tukasnya. (dka/d)