25 radar bogor

Balas Kritikan Prabowo, Kubu Jokowi: Gak Elok Pakai Kata ‘Ugal-ugalan’

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding menyebut kritikan Prabowo dengan kalimat 'ugal-ugalan', tak pantas dilontarkan. Karding mengatakan semestinya Prabowo memilih diksi yang lebih elok (Ricardo/JPNN)

JAKARTA-RADAR BOGOR Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto kembali mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi). Yang teranyar, Prabowo mengatakan mimpi untuk mengembalikan kejayaan Indonesia luntur oleh cara ugal-ugalan Presiden Jokowi dalam mengelola negara‎.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin, Abdul Kadir Karding mengatakan apa yang disampaikan oleh Prabowo adalah bentuk pesimisnya terhadap satu pemerintahan.

“Masyarakat harus dipenuhi dengan mimpi-mimpi kemudian dengan optimisme bukan pesimisme dan bukan bahasa-bahasa negatif,” ujar Karding di Posko Rumah Cemara, Jakarta, Selasa (16/10).

Menurut Karding, istilah ugal-ugalan tidak elok untuk diucapkan. Apalagi sebagai pemimpin terkenal seperti Prabowo.

“Justru ini menunjukan bahwa Pak Prabowo selama ini sering menularkan pilihan-pilihan kata negatif, diksi negatif,” katanya.

“Pemimpin yang baik itu memiliki budi pekerti yang bagus adalah bahasa positif dan diksi-diksi positif,” tambahnya.

Sebelumnya, Prabowo kembali menyindir pemerintahan yang dinilainya kerap membuat keputusan yang tidak matang. Di sisi lain, persoalan keadilan pun tak luput menjadi persoalan yang musti dibenahi dalam empat tahun terakhir ini.

Berbagai contoh inilah yang membuatnya menilai pemerintah telah mengelola negara secara ugal-ugalan.

Misalnya sebuah keputusan bisa dengan mudah direvisi atau dibatalkan tanpa memikirkan dampak hingga rakyat bawah.

Menurut Prabowo, cara-cara pemerintah seperti ini dinilainya jauh berbeda dengan kepemimpinan para founding father terdahulu. Presiden Indonesia ke-1 Indonesia Soekarno misalnya, ia menilai telah berhasil mengobarkan semangat revolusi.

Begitupula Presiden ke-2 Soeharto, kata dia, yang berhasil mengedepankan pembangunan bangsa. Buktinya, zaman itu harga-harga bahan pokok jauh stabil daripada sekarang.

(gwn/JPC)