25 radar bogor

Pesan Penting dari Green Festival di IPB: 2050 Jumlah Sampah Plastik di Laut Lebih Banyak dari Ikan

BOGOR-RADAR BOGOR, Kementerian Lingkungan Hidup (LH) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (KM) Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar Green Festival sebagai bentuk upaya persuasi kepada kalangan mahasiswa dan masyarakat untuk lebih peduli lingkungan.

Mengangkat tema “Raising Spirit for Indonesia as The Green Lifestyle Center”, festival lingkungan ini digelar di Kampus IPB Baranangsiang, Bogor (14/10) dan diramaikan tak hanya oleh kalangan dewasa, namun juga anak-anak.
Pelaksanaan Green Festival untuk pertama kalinya ini bertujuan untuk merangkul lebih banyak masyarakat agar lebih peduli terhadap lingkungan.

Kegiatan FunBike yang diikuti sekira 100 bikers ini bekerjasama dengan dua komunitas yaitu Bike to Campus IPB dan Komunitas Sepeda Pixie Bogor. Selain itu, anak-anak juga belajar mengenal lingkungan melalui lomba mewarnai, lalu ketika menjelang siang, pengetahuan pengunjung kembali diperkaya dengan talkshow edukatif terkait lingkungan langsung dari para pakar yaitu dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor.

Wakil Rektor IPB bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan, Dr. Drajat Martianto dalam sambutannya, menyampaikan bahwa saat ini kondisi iklim semakin tidak stabil, salah satunya terkait pergeseran curah hujan. Periode musim hujan berubah semakin pendek dengan intensitas curah hujan yang tinggi. Dalam jangka panjang, kondisi ini diperburuk dengan produktivitas lahan yang semakin menurun.

“Cuaca ekstrim seperti ini dapat berakibat pada kerawanan pangan. Oleh karena itu, IPB dalam hal ini BEM KM mencoba untuk membuka wawasan mahasiswa dan masyarakat luas untuk dapat lebih aware dengan kondisi lingkungan dan iklim. Salah satunya dengan talkshow bersama para ahli lingkungan ini,” ujarnya.

Talkshow Green Festival ini menghadirkan Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Dr. Ruandha Agung Sugardiman, Direktur Pengelolaan Sampah, Dr. Novrizal Tahar dan Kepala Seksi Kemitraan dan Peningkatan Kapasitas Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor, Setiawati, M.Si.

“Pemerintah Indonesia memiliki kewajiban untuk menyediakan lingkungan yang sehat bagi warganya. Fokus dari KLHK saat ini adalah menjaga hutan yang masih ada untuk tidak dialokasikan ke kegiatan ekonomi. Kita juga sedang bergerak untuk melindungi hutan dari dampak panas dari Badai El-Nino di Indonesia. Hal ini ditujukan untuk mengantisipasi kebakaran yang lebih luas lagi,” ujar Dr. Ruandha.

Permasalahan terkait sampah juga tak kalah hangat untuk dibahas. Dr. Novrizal memaparkan diperkirakan tahun 2050 jumlah sampah plastik di laut akan lebih banyak dari jumlah ikan, kondisi ini tentu sangat berbahaya bagi keberlansungan hidup habitat makhluk hidup dan manusia.

“Terjadi kesalahan mindset selama ini, kita harusnya tidak lagi berpikir ‘dimana membuang sampah?’ tapi harusnya mulai memikirkan ‘bagaimana tanggung jawab kita terhadap sampah kita sendiri,” katanya.

Kita memang harus mulai menyentuh kesadaran masing-masing warga. Permasalahan sampah sudah selayaknya memang perlu ditangani dari sumbernya. Kota Bogor telah menerapkan Bank Sampah dengan Tempat Pembuangan Sementara (TPS) 3R yang dimiliki.

“Kami menargetkan maksimal sampah yang dikirim ke Galuga (Tempat Pembuangan Akhir-TPA) hanya 20 persen saja, sisanya harus dapat diolah menjadi produk baru kembali,” ujar Setiawati.

Alumni IPB ini juga menyampaikan bahwa mulai Desember 2018 Pemerintah Kota Bogor akan menerapkan larangan penggunaan plastik bagi seluruh toko modern dan pusat perbelanjaan di Kota Bogor.

Green Festival 2018 ini juga menarik perhatian karena menyediakan Zona Zoo bagi pengunjung yang ingin mengenal lebih dekat dunia satwa. Selain itu, acara peduli lingkungan terbesar di IPB ini juga menerapkan Zero Waste Management sehingga tidak ada satupun sampah ditemukan di sekitar pelaksanaan kegiatan.

“Kami menerapkan konsep zero waste management dalam festival ini. Jika biasanya festival erat kaitannya dengan sampah yang berserakan setelah acara, kami ingin membuktikan festival ini bebas sepenuhnya dari sampah. Harapan kami sederhana, setidaknya setelah mengikuti festival ini, setiap orang dapat lebih sadar untuk membawa goodie bag dan sedotan sendiri kemanapun mereka pergi,” kata Yeni, mahasiswa IPB selaku Ketua Panitia. (FI/Zul)