25 radar bogor

Kadis DPMPTSP Kabupaten Bogor, Joko Pitoyo: Anak Prajurit TNI, Kagumi Kegigihan Orangtua

Joko Pitoyo

CIBINONG-RADAR BOGOR, Dalam proses pencapaian karir seseorang, tak terlepas dari kisah kegigihan orang tuanya dalam memberikan dukungan moril hingga materil. Sepeti cerita Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Bogor, Joko Pitoyo.

Menjadi anak seorang prajurit TNI, membentuk sikap mental pantang menyerah bagi Joko dalam meniti karirnya. Terlebih lagi, ayahnya terus menunjukan kegigihannya dalam menyokong pendidikan para anak-anaknya.

“Pendidikan S1 saya di UGM Jogjakarta dan melanjutkan ke luar negeri,” ujarnya kepada Radar Bogor. Berharap untuk membanggakan orang tua, Joko merantau hingga keluar negeri untuk melanjuti pendidikannya. Dan pulang ke tanah air dengan mengantongi gelar Certificate D’etude Superieur (CES) di salah satu universitas ternama di Prancis.

Kegigihan sang ayah, menjadi spirit tersendiri bagi Joko. Terlebih lagi ia melihat keseriusan ayahnya mengantarkan anak-anaknya dalam kesuksesan. Dengan mewajibkan semua anaknya melakukan rantauan di luar kota untuk menempuh pendidikan mereka.

“Semua anak-anaknya (ayah,red) di kirim ke Jogja untuk menempuh pendiidkan strata S1. Saya dan adik-adik semu sekolah di Jogja,” ujar ayah tiga anak ini.

Karenaya, Joko menilai tak ada sosok lain dalam hidupnya yang patut di idolakan, selain sang ayah. Sehingga, mengilhami Joko dalam mendidik dan mengantarkan anak-anaknya meraih cita-cita.

“Saya sangat mengidolakan ayah saya. Beliau hanya seorang prajurit yang berkeinginan menyekolahkan anak-naknya hingga jenjang tertinggi,” kata suami Nining Puspaningsih.

Pria kelahiran Kepuluan Riau (Kepri) pada Juli 1963 ini melakoni karirnya diawali dari pekerja swasta di perusahaan bergerak dibidang Geoteknik.

Setelah beberapa tahun bekerja di perusahaan swasta, Joko menaftarkan untuk mengikuti tes masuk Pegawai Negeri Sipil (PNS). Al hasil pada 2000 Joko lulus tes CPNS dan ditugaskan di Kementrian PU pusat.

“Awalnya saya jadi staf di Bappeda, kemudian ke Cipta Karya, pindah lagi ke Bappeda, kemudian kabag pembangunan di Sekda, pindah lagi ke Tata Ruang, dan kembali ke DPM PTSP menjadi kadis,” tuturnya.

Pola pendidikan sang ayah kini ditirunya untuk mendidik dan mengantarkan tiga orang anaknya, M Fahreza Kausar, Rizkia Nur Azizah, dan Tazkiya Nur Annisa menggapai cita-citanya. Dua anaknya menjadi dokter dan yang ketiga kini hendak melanjutkan sekolahnya keluar negeri.

“Harusnya yang ketiga lulus tahun ini. Hanya karena terpilih mewakili regional Bogor yang meliputi lima kabupaten dan kota untuk ikut program pertukaran pelajar ke America, jadi tertunda kelulusannya,” terangnya.

Sambil melanjuti studinya, anak ketiganya itu tengah mencari sekolah di luar negeri. Meskipun sang anak yang bercita-cita sebagai diploma itu sudah dewasa untuk menentukan kelanjutan pendidikannya, Joko tetap memberikan referensi universitas yang diharapkannya.

“Dia mau daftar ke Amerika dan Jepang. Tapi, saya sarankan untuk ke Turki atau Malaysia, karena di kedua negara itu memiliki warga dengan jumlah muslim terbanyak,” tukasnya.(azi)