25 radar bogor

Di Semarang, KBI Latih Kaum Milenial Lintas Agama Jadi Jubir Pancasila

Peserta Pelatihan Juru Bicara Pancasila di Semarang Jawa Tengah. Pelatihan ini bagian dari rangkaian agena KBI untuk melatih para anak muda yang nantinya diharapakan bisa mengerti nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara. (KBI for JawaPos.com)

JAKARTA-RADAR BOGOR Usai menyelenggarakan pelatihan Jubir Pancasila di tujuh provinsi. Komunitas Bela Indonesia (KBI) terus melanjutkan aksinya hingga ke Kota Semarang, Jawa Tengah.

Pelatihan yang digelar hingga 15 Oktober mendatang itu, secara resmi dibuka oleh Koordinator KBI Anick HT. Dalam sambutannya, ia memperkenalkan KBI serta alasan yang mendasari diadakannya pelatihan Jubir Pancasila di 25 povinsi hingga Desember nanti.

Menurut Anick, memudarnya kesadaran masyarakat untuk meneguhkan ideologi Pancasila sebagai perekat bangsa membuat banyak pihak prihatin. Kondisi ini ditambah dengan menguatnya sektarianisme yang bisa menggerus nilai-nilai persatuan bangsa.

“Keresahan tesebut menjadi dasar utama dibentuknya gerakan Komunitas Bela Indonesia dengan mengadakan Pelatihan Juru Bicara Pancasila di 25 provinsi di Indonesia,” ujar Anick dalam keterangan tertulisnya pada JawaPos.com.

Lebih lanjut, Anick juga menuturkan, pelatihan Jubir Pancasila ini cukup matang dipersiapkan dan didsarkan pada buku rujukan utama yang berjudul ‘Rumah Bersama Kita Bernama Indonesia’, yang ditulis oleh Denny JA dan Tim.

“Buku ini juga bisa menjadi panduan teoretis bagi masyarakat umum untuk memahami Pancasila dalam konteks kekinian yang pro terhadap hak asasi manusia dan sistem demokrasi modern,” paparnya.

Lebih lanjut, dipaparkan juga oleh Anick, pelatihan jubir Pancasila ini juga mempertemukan kaum lintas agama dalam satu atap. Tujuannya untuk merekatkan dan menjembatani anak-anak muda serta generasi milenial dengan latar belakang yang beragam untuk berinteraksi dan memperbincangkan keberagaman.

“Selain penguatan isu kebangsaan, teman-teman juga akan dilatih skill penulisan, berdebat, serta manajemen media sosial. Karean kita akan sama-sama mengampanyekan Pancasila di media sosial,” tambah Anick.

Menurutnya, media sosial kita sekarang ini dipenuhi dengan banyaknya info hoaks dan ujaran kebencian sehingga berpengaruh memicu konflik dan sektarianisme.

“Karean itu butuh komunitas yang senantias memberikan konten positif yang berorientasi menjaga ideologi kebangsaan juga perlu dikampanyekan seluas-luasnya,” pungkasnya.

(aim/JPC)