25 radar bogor

Blusukan Ke Pasar, Ketum PPP Klaim Harga Kebutuhan Pokok Stabil

Ketua Umum PPP, Rommahurmuziy ketika blusukan ke Pasar Induk Sayur Giwangan, Jogjakarta, kemarin malam. (Ist For JawaPos.com)

JAKARTA-RADAR BOGOR Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) M Romahurmuziy alias Romny berkunjung ke Pasar Induk Sayur Giwangan Jogjakarta, Selasa (9/19) malam. Kedatangannya untuk mengecek harga bahan-bahan pokok yang biasa dikonsumsi masyarakat.

Hasil temuan di pasar induk tersebut dikatakan Rommy cukup memuaskan. Hampir keseluruhan harga bahan pokok terbilang stabil.

“Dari catatan harga yang saya peroleh dan berdasarkan pengakuan para pedagang, hampir semua bahan pangan stabil dan hanya sedikit yang mengalami kenaikan,” kata Rommy dalam keterangan tertulisnya, Rabu (10/10).

Harga bahan pokok yang dicek Rommy diantaranya bawang merah dan putih berkualitas bagus. Hasil penelusurannya di lapangan, harganya berkisar Rp12.000 dan Rp 24.000 per kilogram.
Sementara tomat Rp 6.000 per kilogram, kacang panjang Rp 7.500 per kilogram, jahe Rp 20.000 per kilogram, kencur Rp 35.000 per kilogram. Harga tersebut terbilang normal.

Dari sejumlah sayuran yang ada, hanya kubis yang mengalami peningkatan harga. Jika semula hanya Rp 4.000, lanjut Romy, kini menjadi Rp 6.000 per kilogramnya.

“Menurut pengakuan pedagangnya, kenaikan itu terjadi disebabkan pasokan dari Wonosobo berkurang,” jelas dia.

“Untuk beras berkualitas yang paling bagus di pasar induk Giwangan ini sebesar Rp 12.000 per kilogram. sedangkan telur dan ayam potong masing-masing Rp 21.000 kilogram dan Rp 30.000 per kilogram. Tidak mengalami kenaikan,” jelas Rommy.

Lebih jauh Rommy menilai stabilnya harga bahan pokok di pasar induk Giwangan, Jogyakarta menandakan tingginya nilai tukar Dollar Amerika terhadap Rupiah tidak berdampak pada kenaikan bahan pangan.

Menurutnya Pemerintah berhasil menekan laju inflasi. Bahkan dalam dua bulan terakhir, harga kebutuhan mengalami penurunan atau deflasi.

“Stabilitas harga bahan pokok bahkan cenderung sebagian menurun ini memperkuat data dari BPS (Badan Pusat Statistik) bahwa pada Bulan September terjadi deflasi sebesar 0,18 persen,” pungkas Rommy.

(sat/JPC)