25 radar bogor

Bakal Dipindah ke Nyi Raja Permas, Pemkot Janjikan Relokasi PKL Pasar Dewi Sartika Gratis

BOGOR–RADAR BOGOR,Lahan kosong di kawasan Nyi Raja Permas, dianggap jadi solusi alternatif relokasi. Di lahan seluas 300 meter itu, diklaim bisa menampung hingga 487 pedagang yang berada di badan jalan Dewi Sartika.

Saat ini, Tim Penataan Pasar Dewi Sartika terus mematangkan konsepnya untuk segera dilaporkan pada Wali Kota Bogor.

“Pedagang akan ditempatkan di situ kurang lebih lebar dari jalan 1,5 meter sehingga tak memakan badan jalan, sekarang konsep itu sedang kita matangkan sehingga bisa dilaporkan pada wali kota,” ujar Asisten Pemerintahan (Aspem) Kota Bogor Hanafi kepada Radar Bogor, kemarin (9/10).

Saat ini, total pedagang di Dewi Sartika sebanyak 487 PKL. Terdiri dari 191 PKL di trotoar, 224 PKL di badan jalan dan 72 pedagang malam di badan jalan. Sementara, peda­gang di Nyi Raja Permas tercatat hanya sebesar 138 PKL.

Semuanya, bisa tertampung namun dengan catatan lahan yang disediakan tidaklah per­meter untuk satu pedagang.

“Kalau satu orang misal satu meter maka lahannya
tidak akan cukup menampung se­mua­nya,” tutur ketua Tim Penata­an Pasar Dewi Sartika itu.

Dia menegaskan, relokasi yang akan dilakukan takkan dipungut biaya alias gratis. Karena selama ini Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tak pernah meminta retribusi dari para PKL. Apa pun alasannya, tambah dia, Dewi Sartika harus steril dari pedagang di badan jalan.

Sebab, akan menjadi rekayasa lalu lintas yang mendukung SSA dan pembangunan fly over di Jalan Martadinata yang akan dilakukan dalam waktu dekat.

“Jadi lokasi itu clear tapi kita tidak memindahkan mereka secara ekstrem tapi dengan relokasi,” katanya.

Sementara untuk lahan parkir, lanjut dia, masih bisa menggunakan badan jalan bagi kendaraan roda empat dan bongkar muat. Lalu untuk kendaraan roda dua direlokasi ke lahan parkir yang tersedia di blok A dan B.

“Kendaraan untuk bongkar muat bisa di situ tapi sifatnya sementara, nanti kita matangkan lagi dengan Dishub, karena itu baru alternatifnya,” pungkasnya. (gal/c)