25 radar bogor

Minuman Oncom Bawa Mahasiswa IPB Juarai Business Plan Competition

Tiga mahasiswa IPB berhasil menjadi Juara I Business Plan Competition - S3 (Socioentrepreneurship Seminar, Social-Community Festival).

BOGOR-RADAR BOGOR, Tiga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) kembali menunjukkan prestasinya di kancah nasional. Kali ini tiga mahasiswanya berhasil menjadi Juara I Business Plan Competition – S3 (Socioentrepreneurship Seminar, Social-Community Festival). Perlombaan ini diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia bekerjasama dengan NAMA Foundation.

Ketiga mahasiswa IPB tersebut adalah Fahri Sinulingga (Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Alfurqan Nur Azis (Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian), dan Syaiful Aziz (Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan).

Ketiga mahasiswa ini membawakan tema bisnis “O’Shake Business: Bisnis Inovasi Minuman dari Bioproduk Fermentasi Oncom dan Buah Tropis Indonesia Guna Meningkatkan Produktivitas Produk Lokal Berbasis Sociopreneur”.

“Kami membuat rencana bisnis O’Shake. O’Shake adalah produk minuman kesehatan berbahan ekstrak oncom dan sari buah tropis Indonesia. Yang menarik dari konsep bisnis kami adalah karena kami berusaha untuk mengembangkan Desa Citeureup, yaitu desa sentra produksi tempe dan oncom, serta penghasil nanas terbesar di Kabupaten Bogor,” ujar Fahri.

Menurut Fahri, kemampuan masyarakat di Desa Citeureup untuk memanfaatkan potensi oncom dan nanas di daerahnya masih rendah, sehingga hal tersebut membuat mereka tergerak untuk menjalankan konsep bisnis O’Shake.

Di dalam rencana bisnisnya, Fahri dan kawan-kawan melakukan pemberdayaan masyarakat seperti pelatihan pembuatan produk minuman O’Shake yang memenuhi prosedur Good Manufacturing Practices (GMP), pelatihan pengemasan dan pengawasan mutu produk, dan pendampingan penjualan serta distribusi produk yang lebih luas.

Saat perlombaan Business Plan ini berlangsung, Fahri dan kawan-kawan sempat menemui beberapa kendala. “Kami dihubungi saat final. Ada lima tim yang lolos yaitu tiga tim dari UI, satu tim dari Undip, dan kami dari IPB. Kami mengamati peserta lain terlihat sangat siap, baik dari kostum maupun bahan presentasinya. Sedangkan kami bertiga datang kesana di sela-sela perkuliahan sehingga persiapan kami sangat biasa,” kata Fahri.

Namun, Fahri menyampaikan, ia dan tim berusaha untuk percaya diri dan memberikan yang terbaik saat itu. “Kami bicara terkait daerahnya dahulu. Desa Citeureup adalah salah satu sentra pembuatan oncom. Bagaimana caranya produk yang mereka buat, bagaimana agar bahan bakunya bisa terstandar. Maka secara otomatis produk ini akan lebih terpercaya oleh masyarakat dan bisa go international,” katanya.

Prinsip yang mereka tularkan adalah tidak mencari sesuatu yang lebih besar untuk mendapatkan keuntungan yang besar, tetapi mengembangkan hal kecil di sekitar kita dan membantu membesarkan produk-produk mereka. “Jadi kami rasa poin plus kami adalah sudah ada program, sudah ada tempat yang ingin kami kembangkan, dan sudah ada contoh produknya juga,” tambahnya.

Selama persiapan proposal bisnis, tim ini juga aktif dalam mencari informasi. Mereka memperbanyak mentor supaya semakin banyak ilmu yang bisa diserap.

“Saya dari jurusan perikanan, Saya datang ke Fakultas Teknologi Pertanian untuk bertanya ke Dr. Endang Warsiki, ahli pengemasan di Departemen Teknologi Industri Pertanian bagaimana teknologi pengemasan yang baik. Dosen Fakultas Ekonomi dan Manajemen juga saya datangi. Jadi sebisa mungkin kami memperbanyak wawasan dari dosen-dosen di IPB ini,” katanya.

Rencana ke depan, Fahri dan kawan-kawan berharap bisa mendirikan PT. Kerajinan Oncom (OnCraft Crop). “Kami berencana mendirikan sebuah perusahaan berbasis oncom yang tidak hanya menjual minuman, tetapi bahan lainnya seperti sambal oncom,” tandasnya. (NIRS/Zul)