25 radar bogor

Diancam bakal Dideportasi, Pengusaha India Ini Minta Keadilan

Pengusaha asal India, Kushvendra Kumar. Kushvendra mempertanyakan alasan seorang oknum Imigrasi Bogor, yang mengancamnya mendeportasi. (Ist/JawPos.com)

JAKARTA-RADAR BOGOR, Seorang pengusaha warga negara asing (WNA) asal India, Kushvendra Kumar tengah gelisah. Pasalnya, dia diancam bakal dideportasi cap merah alias larangan kembali ke Tanah Air.

Kushvendra lantas mempertanyakan perlakukan tidak adil yang dilakukan oknum aparat Imgirasi Bogor. Dia mengaku sampai sekarang tak tahu soal kesahalannya.

“Saya sudah 12 tahun di sini (Indonesia) tanpa melakukan kejahatan atau merugikan negara, dan saya tetap ingin bekerja dan ingin tinggal di Indonesia bersama istri dan dua anak saya dengan aman dan baik,” ujar Kushvendra.

Presiden Direktur PT Krisna Abadi Dinamika (KAD) itu menjelaskan, ketidaknyamanan perlakuan itu diawali adanya email dari perusahaan di India ke email pribadinya.

Pihak perusahaan tersebut berencana membeli minyak nilam dengan kualitas sama seperti punya perusahaan ternama PT VA pada 19 Januari 2018.

Alhasil terjadi tawar menawar antara perusahaan India itu dengan KAD yang bergerak bidang usaha riset pasar & jasa konsultasi. KAD pun menerima PO, namun ditolak KAD, lantaran KAD bukan perusahaan jasa ekspor barang tanpa punya izin ekspor.

“Saya langsung mereprensikan ke perusahaan Istri karena bidangnya sama dan mempunyai izin ekspor. Tapi pada 27 Februari 2018, mereka tidak mau buka PO ke siapapun dan komunikasi sudah berhenti,” ujar pemilik perusahaan yang berkantor di Food Plaza, Cikeas, Jawa Barat itu.

Namun, selang empat bulan kemudian atau 22 Mei 2018, KAD didatangi oleh orang yang mengaku dari Kantor Imigrasi Bogor lalu menanyai dokumen pekerja & dokumen perusahaan KAD. Disusul kedatangan oknum aparat Kementerian Ketenagakerjaan dan permintaan mengurus kelanjutannya ke Keimigrasian pusat.

“Dokumen sudah saya lengkapi tetapi paspor saya tetap ditahan oleh petugas Imigrasi pusat bernama Aam sambil mengancam saya agar tidak banyak tanya kalau tidak ingin di-blacklist. Padahal, saya hanya ingin tanya kejelasan kesalahan saya apa dan saya butuh keadilan,” pungkas dia. (mam/jpg/JPC)