25 radar bogor

Dinkes Kota Bogor Sebut Obati HIV Bisa di Puskesmas

Ilustrasi HIV-AIDS
Ilustrasi HIV-AIDS

BOGOR–RADAR BOGOR,Penderita yang positif terkena Human Immunodeficiency Virus (HIV) terus mengalami peningkatan di Kota Bogor. Demikian disam­paikan Staf Pemegang Program HIV/AIDS Dinas Kesehatan Kota Bogor, Nia Yuniawati Rahma saat kun­ju­ngan edukasi ke Pergu­ruan Advent Bogor, Jumat (14/9/2018)

Nia mengatakan, di Bogor sendiri penderita HIV sudah cukup banyak, dari 2005 hingga 2018 itu sudah sekitar 4000 yang positif.

“Namun itu belum dikurangi dengan yang sudah meninggal, karena terus kumu­latif dari 2005–2018 ini. Dari tahun tersebut terus terjadi pening­katan, karena penderita HIV itu tidak sembuh, jadi kita kumulatifkan terus menerus,” bebernya kepada Radar Bogor.

Tujuan untuk kegiatan HIV itu tiga zero. Pada zero pertama, harapannya, tidak ada kasus baru. Untuk itu, terus sosialisasi mencegah agar tidak terjadi kasus baru.

“Yang kedua, supaya tidak ada kematian karena HIV/AIDS, jadi mereka sudah tahu bahwa HIV ada obatnya, maka harus berobat jika sudah terkena, jadi tidak ada kematian karena HIV. Zero ketiga, itu mengurangi stigma dan diskriminasi. ”Maka dari itu, disampaikan cara penula­rannya, bahwa hidup dengan orang HIV itu tidak menular, tidak menular semudah itu,” jelasnya.

Di tahun 2005, lanjut dia, penderita HIV didominasi dari pengguna narkoba.

”Tapi, belakangan mulai 2014 sampai saat ini, kebanyakan dari LSL (lelaki seksual lelaki),” bebernya Ia menegaskan, ada 25 puskesmas induk di Bogor yang sudah bisa memeriksakan HIV. ”Untuk yang pengobatan me­mang baru ada enam puskes­mas. Nah rencananya akan ditambah pada 2019 men­datang,” imbuhnya.

Sementara itu, Staf Pemegang Promkes Lingkungan Dinkes Kota Bogor, Erna Rahmawati pada kesempatan itu menje­laskan tentang higienis sanitasi makanan jajanan dan penga­manan jajanan anak sekolah. Jika dulu hanya sosialisasi pada anak SD, tahun ini ada sasaran pada anak SMP dan SMA.

“Karena ternyata tidak hanya anak SD, yang angka kesakitan­nya tinggi, ternyata anak SMA pun lebih banyak jajan. Karena kan obesitas anak–anak itu yang pertama karena faktor makanan jajanan,” tambahnya.

Kemudian, bagai­mana meng­hindari dari keracunan. Karena keracunan jangan sampai terjadi di sekolah. ”Anak–anak harus lebih pintar memilih makanan yang baik dan sehat, terutama makanan kemasan,” ucapnya.

Kepala SMP Perguruan Advent Bogor, Berliany Sarum­paet mengaku, antusias dan senang karena Perguruan Advent menjadi tempat sosiali­sasi tentang tema yang sangat bermanfaat yakni HIV/AIDS dan tentang makanan sehat.

“Bukan hanya kami yang merasa bangga, anak–anak pun senang sekali mendapat pengarahan seperti ini. Sering–sering saja mengunjungi kami,” pungkasnya.(cr4/c)