25 radar bogor

IPB Berikan Pelatihan untuk Tenaga Kependidikan dalam Mengelola Limbah B3

Pelatihan Pengolahan Limbah B3 yang ditujukan untuk tenaga kependidikan (tendik) di laboratorium pendidikan IPB yang dilaksanakan di Ruang Sidang Fateta, Kampus IPB Dramaga, Kamis (30/8/2018).

BOGOR-RADAR BOGOR, Limbah-limbah yang sebagian besar dihasilkan dari laboratorium, pilot plant, rumah sakit hewan, dan bengkel termasuk dalam ketegori limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

Limbah-limbah tersebut mengandung berbagai jenis bahan kimia yang setelah dipakai, maka bahan kimia itu akan dibuang sebagai limbah tanpa perlakuan.

Hal ini mendorong Direktorat Sumberdaya Manusia,  Institut Pertanian Bogor (SDM IPB) bekerjasama dengan Fakultas Teknologi Pertanian  (Fateta) IPB untuk melakukan Pelatihan Pengolahan Limbah B3 yang ditujukan untuk tenaga kependidikan (tendik) di laboratorium pendidikan IPB yang dilaksanakan di Ruang Sidang Fateta, Kampus IPB Dramaga, Kamis (30/8/2018).

“Pelatihan ini dimaksudkan untuk menfasilitasi unit-unit di lingkungan IPB dalam pengembangan SDM yang ada, terutama pada pengolahan limbah B3, agar mampu  memahami dan mengimplementasikan teknik-teknik pengelolaan limbah B3 di lingkungan kampus. Terlebih kami melihat kebutuhan kampus yang saat ini dituntut untuk mengelola limbah B3 sesuai dengan peraturan dan standar operasi yang baik,” terang Prof.Dr. Ir. Slamet Budijanto, M.Agr, Wakil Dekan Sumberdaya, Kerjasama dan Pengembangan, Fateta IPB.

Dalam pelatihan tersebut, terdapat empat pembicara yang setiap pembicara memberikan materi khusus mengenai kebidangannya masing-masing dalam pengelolaan limbah B3 diantaranya adalah Prof. Nastiti S. Indrasti dan Prof Suprihatin. Prof. Nastiti menjelaskan mengenai sumber dan karakteristik limbah B3 di lingkungan kampus serta mengenai peraturan-peraturan dalam penanganan limbah. Sementara Prof. Suprihatin menjelaskan mengenai prinsip manajemen limbah B3 di kampus.

“Pengelolaan limbah B3 ini sangat membutuhkan penindakan yang tepat, terlebih untuk limbah beracun yang terdiri dari logam-logam berat. Setiap logam berat memiliki efek-efeknya tersendiri, ada yang mampu merusak sistem saraf, kerusakan janin, kerusakan sistem pernafasan dan sebagainya,” ujar Prof. Nastiti

Adapun untuk pengolahan limbah B3 ini dapat dilakukan secara fisika dan kimia dengan cara mengubah bentuk fisik dan sifat kimia dengan cara menambahkan senyawa pengikat dan pereaksi tertentu yang bertujuan memperkecil kelarutan ataupun penyebarannya.

Kemudian Prof. Suprihatin menambahkan bahwa dalam pengolahan limbah B3 juga harus diperhatikan lokasinya. “Boleh dilakukan di dalam kampus asalkan lokasinya bebas banjir dan berjarak sekurang-kurangnya 50 meter dari fasilitas umum. Selain itu, dibutuhkan pula fasilitas-fasilitas keamanan lainnya seperti pengawasan, pagar pengaman atau tanda peringatan serta penerangan dan sistem tanggap darurat,” tambahnya.

Pelatihan ini juga didukung oleh dua narasumber lapangan saat peserta diajak berkunjung ke laboratorium dan lapangan yaitu Angga Yudhistira, STP, MSi dan Bambang Kuntadi, SP, MM.

Prof. Dr. Ir. Slamet Budijanto, M.Agr berharap pelatihan ini dapat meningkatkan kesadaran dalam melakukan pengelolaan limbah B3. “Tentu ini akan sangat bermanfaat bukan hanya untuk melindungi “penghuni atau pemakai” dan lingkungan Kampus IPB, tetapi juga untuk sarana pembelajaran masyarakat dan untuk meningkatkan kesan positif bagi IPB,” tutupnya. (SMH/ris)