25 radar bogor

IPB Uji Coba Drone Permukaan Laut di Kepulauan Riau

BOGOR-RADAR BOGOR, Tim dari Laboratorium Instrumentasi dan Robotika Kelautan, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor (FPIK IPB) kembali memperkenalkan hasil pengembangan teknologi kelautan terbaru.

Kali ini dalam bentuk inovasi Drone Permukaan Laut (Autonomous Surface Vehicle). Drone yang dikembangkan berbentuk catamaran (double hull) dengan panjang dua meter. Pengoperasian drone ini tidak dilakukan melalui pengendali jarak jauh (remote control) melainkan dengan cara memasukkan terlebih dahulu program komputer ke elektronik box yang ada di drone.

Program komputer tersebut berisi perintah tentang rencana arah gerak drone dalam bentuk titik-titik yang akan dilalui  atau waypoints atau lintasan yang ditempuh. Drone yang telah dikembangkan ini dapat digunakan untuk memantau kondisi ekosistem perairan pesisir, seperti lamun (seagrass), terumbu karang (coral reef), goba (lagoon) dan lain-lain.

Data dan informasi yang telah dihasilkan dari drone permukaan laut, antara lain rekaman video cam bawah air yang dilintasi drone, kedalaman perairan (batimetri), kecerahan perairan, klorofil, serta posisi drone dari waktu ke waktu. Drone dapat menampilkan langsung “live streaming” gambar bawah air ke laptop atau komputer operator. Selain itu drone juga dilengkapi dengan data logger untuk menyimpan data hasil pengamatan untuk diamati kembali (replay) atau dianalisis lebih lanjut.

Uji coba lapang Drone Permukaan Laut telah berhasil dilakukan di perairan Kawasan Konservasi Lamun, Pulau  Bintan, Kepulauan Riau (KEPRI). Pengembangan Drone Permukaan Laut adalah merupakan bagian dari  Internet of Things of Seagrass yang ditujukan untuk mengembangkan sistem observasi dan basis data tentang ekosistem lamun.  Riset pengembangan ini didanai lewat DDRG (Demand Driven Research Grant) Coremap-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Menurut Ketua Tim, Prof. Dr. Indra Jaya, Indonesia sebagai negara kepulauan yang terbentang luas dan ekosistem pesisir tropis yang lengkap, sangat memerlukan teknologi terkini seperti drone permukaan laut.

“Drone ini diharapkan dapat melengkapi dan bahkan mengisi kekosongan peralatan survei dan pemantauan di perairan pesisir yang masih sulit dijangkau oleh kapal riset karena perairan yang relatif dangkal dan berbahaya bagi kapal. Dengan ketersedian data dan informasi dasar terkait ekosistem yang ada, Indonesia dapat mempercepat pengembangan dan merealisasikan potensi kekayaan alam bagi kesejahteraan masyarakat,” jelas Prof. Indra Jaya. (*/ysp)