25 radar bogor

Gerakan Female In Action Mahasiswa IPB Tembus Empat Konferensi Internasional

BOGOR-RADAR BOGOR, Berawal dari keresahan terhadap peran wanita yang dipandang sebelah mata atau menjadi human in the second position, mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) membuat gerakan Female in Action (FIA).

FIA memberdayakan mahasiswi agar menjadi wanita yang dapat berkontribusi dengan keilmuwannya untuk masyarakat sekaligus menjadi istri dan ibu. FIA memadukan antara gerakan di dunia maya dan dunia nyata dalam memberikan pengaruh besar untuk mengembangkan potensi, minat, dan bakat wanita. FIA diinisiasi oleh Zulfa Fauziah dan dibantu Co-Founder, Salsabila Ariana dan Co-Founder Internal yaitu Annisa dan Iffah Nabila.

“Mahasiswi yang mengikuti FIA memanfaatkan sosial media untuk metode online training modules. Kami juga akan membuat kegiatan face to face untuk memperluas networking yang disertai dengan terjun lapang untuk berinteraksi dan berdampak di masyarakat,” tambahnya.

Dalam waktu dekat, FIA akan diperkenalkan ke kancah internasional. Karya ini akan mengikuti empat konferensi Internasional yakni di Future Leader Summit 2018 di Thailand, Young Diplomatic Forum di Malaysia dan Singapura, Project Innovation for Sustainable World di London dan yang terakhir adalah International Young Innovation Summits 2018.
Zulfa menargetkan agar FIA dapat segera launching di semester ini dengan target implementasi utama adalah mahasiswi angkatan 2018.

“Pemberdayaan ini akan diaplikasikan melalui program intensif  training dan creative education dengan basis education entertainment arts. Untuk intensif training akan terfokus pada aspek peningkatan sociotechnopreneur bagi perempuan usia 16-25 tahun. Program creative education merupakan solusi dari permasalahan masyarakat Indonesia yang memiliki pemahaman salah terkait konsep gender dengan basis education-entertainment arts yang melalui mekanisme penggunaan pameran kesenian sebagai media penyampaian edukasi yang menghibur tanpa menghilangkan nilai yang disampaikan. Kelebihan yang saya dan pengurus-pengurus miliki di FIA adalah networking kami yang banyak dan itulah yang ingin kami bagi,” ujarnya.

Menurutnya, gerakan yang baru pertama kali diadakan di Indonesia ini bukan berarti mengenyampingkan peran laki-laki. Kesetaraan gender adalah dapat berperannya perempuan secara profesional sesuai dengan keilmuannya.

Zulfa ingin agar perempuan dapat mengaspirasikan potensinya dan dapat berkontribusi untuk masyarakat. Apalagi perempuan adalah penentu peradaban jika perempuannya cerdas tentu peradaban itu akan maju, terutama dalam mendidik anaknya.
Menurut Zulfa walaupun kita memiliki kegiatan di luar kuliah bukan berarti itu menjadi alasan menelantarkan akademik.

“Bagi saya strategi untuk memimpin maka harus memiliki dua fokus, saat ini saya fokus kepada pengembangan FIA dan juga akademik, karena bagaimana mungkin kita bisa mengajak orang lain pada satu tujuan besar jika tugas diri kita sendiri saja belum selesai,” tutupnya. (*/ysp)