25 radar bogor

Sudah Kantongi Boarding Pass Lion Air, Pria Ini Malah Diturunkan dari Pesawat

Ilustrasi Pesawat Lion Air

TARAKAN-RADAR BOGOR, Maskapai Lion Air kembali menuai kekecewaan di mata penumpangnya. Seorang penumpang pesawat yang berencana berangkat dari Tarakan menuju Makassar mendapat perlakuan tak mengenakkan saat berada di atas pesawat dengan nomor penerbangan JT 0739, Sabtu (8/9/2018) siang.

Nuwardi Pakki telah berada dalam penerbangan terjadwal sekira pukul 11.40 siang itu. Namun, siapa sangka setelah melalui sederet prosedur dari pembayaran tiket beberapa hari lalu, hingga mengantongi boarding pass, ia justru harus menerima kenyataan tak ikut dalam penerbangan tersebut.

Pria asal Sebatik, Nunukan itu juga melewati beberapa pemeriksaan petugas, dari pintu masuk, check in, sampai di dalam pesawat.

“Saya sudah duduk di seat 2D. Tidak lama, ada orang masuk. Minta duduk di tempat saya. Setelah kami cocokkan tiket, eh seat-nya sama, jadi saya minta pramugari menengahi. Tapi, pramugarinya minta ke depan, laporan petugas lain untuk mencocokkan manifes. Nah, kok gak ada nama saya. Saya diminta turun. Saya jelas kecewa. Bukan karena apa. Ini menghambat urusan dan pekerjaan saya yang harusnya saya sudah berada di Makassar siang,” ujar H. Nuwardi Pakki dikutip dari Radar Tarakan (Jawa Pos Group), Minggu (9/9).

Meski diliputi rasa kecewa, H. Nuwardi Pakki memilih mengalah dan kemudian turun dari pesawat. “Kalau memang tiket saya ini bermasalah sejak awal, maka saya tidak bakal lolos dari banyak pemeriksaan. Nggak mungkin saya punya tiket dan boarding pass. Ini penerbangan loh, bukan naik angkot,” keluhnya.

“Kalau tadi saat saya masih di tempat check-in saya menemui masalah ini, mungkin masih bisa saya toleransi. Tapi ini saya sudah duduk di atas pesawat, kok saya disuruh turun. Kalau misalnya tiket saya di-cancel, kan dari pemeriksaan di tempat check in sudah ketahuan,” kata Nuwardi berusaha tenang.

Nuwardi juga menjelaskan tak pernah membatalkan transaksi dengan maskapai menyangkut jadwal keberangkatannya. “Saya tidak pernah membatalkan keberangkatan, apalagi mengetahui adanya refund. Kalau saya membatalkan, pasti saya tidak di sini. Saya duga ini ada permainan dari oknum petugas maskapai,” nilainya.

Nuwardi mengharapkan hal-hal semacam itu seharusnya dapat dieliminasi lebih awal. Sehingga menjaga kepercayaan konsumen. Khususnya mereka yang senantiasa menggunakan jasa maskapai. “Yang jelas saya berencana menuntut pihak maskapai jika tidak bisa membuktikan klarifikasinya. Ini masalah besar,” sebutnya.

“Saya mengharapkan jangan sampai ini terulang lagi, karena risikonya sangat besar dan sayangnya pihak maskapai tidak memberikan solusi konkret atas masalah saya. Ini murni bukan kesalahpahaman karena saya memiliki boarding pass yang sah menurut asas formal,” tegasnya.

Sementara itu, Manager Lion Air Tarakan Muhammad Arif membantah jika petugas Lion Air mengusir penumpang dari atas kapal. Menurutnya apa yang terjadi, hanya kesalahpahaman. Menurutnya lagi, petugas telah menjalankan tugas sesuai prosedur.

“Ini sebenarnya dari agennya yang refund. Otomatis status booking sudah hilang sendiri dari system. Akhirnya double seat dalam pesawat. Karena status tiketnya refund, otomatis namanya hilang sendiri di sistem,” kata Arif.

Lanjut Arif, setiap penumpang yang tidak tercatat dalam manifes harus dikeluarkan sesuai aturan yang berlaku. “Itu bukan diusir, karena memang namanya tidak tercantum di manifest, sehingga kami harus keluarkan,” tegasnya. (ysp)