BOGOR-RADAR BOGOR, Seiring maraknya angkutan umum berbasis online terutama ojek online (ojol), keberadaan angkutan kota (angkot) reguler di Kota Bogor seolah tak lagi menjadi primadona warga.
Dengan tarif yang bersaing dan kemudahan pelayanan, akhirnya mayoritas warga kini banyak beralih menggunakan jasa angkutan daring itu.
Menyikapi fenomena tersebut, Koperasi Duta Jasa Angkutan Mandiri (Kodjari) sebagai sebuah badan usaha berbadan hukum meluncurkan “angkot modern” yang diresmikan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor di Lippo Plaza Keboen Raya, Sabtu (08/09/2018).
“Angkot modern ini hadir untuk bersaing dengan transportasi online lain seperti Grab, Gojek, dengan memoderenisasi layanan seperti tersedianya AC hingga TV biar penumpang nyaman sekaligus dapat moda transportasi yang murah” ujar Sekretaris Dishub Kota Bogor Agus Suprapto.
“Ya angkutan modern ini merupakan bagian dari proses penataan Kota. Kita mengembangkan beberapa koridor Transpakuan sebagai angkutan masal, ada 7 koridor. Kita sedang menata feeder angkutan kota, dengan 30 jaringan saat ini,” lanjut Sekdishub.
Menurutnya, angkutan modern ini juga menjadi bagian salah satu koridor yang diamanatkan Peraturan Daerah (Perda) nomor 32 tahun 2013 khusus terkait penataan di koridor utama.
Ada opsi dalam Pasal 128, pilihan pertama angkot pada koridor utama harus berubah menjadi bus, dengan konversi 31, dan pilihan kedua konversi 32 dengan angkutan mobil penumpang yang sama dengan kapasitas yang lebih besar, seperti yang saat ini mobil modern.
“Ini konsep penataan angkutan umum di Kota Bogor dari perseorangan menjadi badan hukum. Target Pemerintah Kota Bogor ini mengembalikan angkutan umum. Jadi indikator kinerja Dishub Kota Bogor adalah bagaimana cakupan layanan angkutan umum lebih luas, targetnya saat ini 65% menjadi 80%,” pungkasnya. (ysp)
