25 radar bogor

Versi Polisi Korban Tewas Jatuh dari Lantai 3 Mapolresta, Keluarga Tuntut Keadilan

Keranda jenazah SF saat dibawa warga menuju ke pemakaman.

BOGOR–RADAR BOGOR, Kasus tewasnya SF (48), terduga pelaku asusila berbuntut panjang. Kemarin, pihak keluarga mendatangi Mapolresta Bogor Kota untuk menuntut keadilan.

Seperti diketahui, SF tercatat sebagai warga Ciparigi, Kecamatan Bogor Utara meregang nyawa di Mapolresta Bogor Kota, Rabu (5/9/2018).

Kematian SF menyisakan kejanggalan bagi keluarganya. Sebab, pada Selasa (4/9) malam, SF dijemput sejumlah warga dan dibawa ke sebuah rumah kosong. Usai dihakimi, SF diserahkan kepada aparat kepolisian.

Diduga Dianiaya, Pria Asal Ciparigi Ini Tewas Setelah Dituding Sodomi Remaja

“Intinya kami mempertanyakan kenapa bisa meninggal. Kalau kata kepolisian, jatuh dari lantai tiga, saudara saya tiba-tiba seperti kerasukan lalu borgolnya lepas lalu loncat,” ujar salah seorang keluarga korban yang enggan namanya dikorankan kepada Radar Bogor.

Dia menegaskan, hanya ingin keadilan dan orang-orang yang melakukan penganiayaan terhadap SF bisa diproses hukum karena telah main hakim sendiri.

“Saudara saya masih terduga, istilahnya tidak tertangkap basah sedang asusila, lalu belum terbukti melakukan kecuali korban yang disodomi itu sudah ada hasil visumnya,” papar dia.

Lebih lanjut ia mengatakan, pihak keluarga akan meminta bantuan kepada Lembaga Bantuan Hukum (LBH) agar masalah bisa diselesaikan sesuai aturan.

Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, Kompol Agah Sonjaya mengatakan, Selasa (4/9) anggotanya mendapatkan informasi bahwa di Kampung Ciparigi terjadi pencabulan anak dan terduga pelaku sudah diamankan warga.

Mendengar laporan itu, polisi mendatangi lokasi. “Di sana masyarakat sudah berkumpul, anggota langsung mengamankan orang ini (SF) dan disarankan siapa yang dirugikan segera melapor,” kata Agah.

Sekitar pukul 21.00 WIB, kata Agah, SF tiba di Mapolres Bogor Kota dengan kondisi tangan terborgol ke belakang. Saat duduk di dekat pintu, sambung dia, ternyata SF mengalami luka di hidung setelah dianiaya massa.

“Ketika melihat begitu, saya langsung bertanya, Kang punya anak dan istri ? Dia (SF) tidak merespon sama sekali sehingga meminta anggota membawa ke klinik dulu,” terangnya.

Saat akan dibawa keluar pintu, sambung dia, SF seolah mau pingsan tetapi masih duduk. Tiba-tiba, berteriak kemudian lari ke ruang kosong dengan pintu yang tidak terkunci karena biasa digunakan solat. “SF masuk jendela dan begitu anggota mengejar ke bawah ternyata sudah terjatuh dan berdarah di kepala,” katanya.

Selanjutnya, polisi membawa SF ke RSUD Kota Bogor dengan menggunakan ambulans rumah sakit Bhayangkara. Namun, dinyatakan sudah meninggal dunia. “Untuk keperluan otopsi, SF dibawa ke RSUD Ciawi dan memanggil semua keluarganya,” papar dia.

Mengenai kedatangan pihak keluarga SF ke Mapolresta Bogor Kota, Agah menegaskan bukan mempermasalahkan jatuh atau menjatuhkan diri sebab sudah ikhlas. “Hanya saja keluarga melaporkan bahwa merasa tidak terima jika korban dihakimi,” katanya.

Ia menambahkan, sudah menerima laporan itu dan meneliti pelaku penganiayaan. Termasuk, kata dia, kelanjutan kasus dugaan sodomi meski SF telah meninggal.

Menurutnya, ada beberapa upaya yang sedang dilakukannya. Diantaranya, mendalami bagaimana SF sampai jatuh dan segala macam internal anggota yang mengawal. Selanjutnya, olah tempat kejadian perkara terhadap laporan sodomi dengan memeriksa beberapa orang. (gal/c)