25 radar bogor

Didata Walikota, Pedagang Jalur Suryakencana Tidak Keberatan Direlokasi

Walikota Bogor Bima Arya saat berbincang dengan salah satu pedagang di Jalur Suryakencana.

Walikota Bogor Bima Arya saat berbincang dengan salah satu pedagang di Jalur Suryakencana.BOGOR-RADAR BOGOR, Walikota Bogor Bima Arya menunjukan keseriusannya dalam menata kawasan Suryakencana dan sekitarnya dengan rutin melakukan peninjauan langsung ke lapangan. Tercatat, sejak dua minggu terakhir, Bima Arya bersama dinas terkait sudah tiga kali melakukan pemantauan di lokasi.

Terbaru, Bima Arya bahkan turun tangan mendata para pedagang kaki lima (PKL) yang biasa berjualan di kawasan Suryakencana, Kamis (30/8/2018). Hal itu dilakukan untuk mengetahui data secara akurat dan konkret.

Bima yang didampingi Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Chusnul Rozaqi, Kepala Satpol PP Heri Karnadi, Kepala Dishub Rakhmawati, Camat Bogor Tengah Agustiansyach, Dinas Koperasi dan UMKM, Lurah dan Lurah Gudang itu mulai berjalan mendata para pedagang di Lawang Suryakencana.

Satu per satu pedagang ditanyai oleh Bima Arya hingga titik akhir di Gang Aut. Sejumlah pedagang mengaku sudah berjualan di kawasan itu sejak lama, bahkan hingga pilihan tahun. Ada juga beberapa pedagang yang mengaku baru berjualan di bawah satu tahun.

Iswanto (53) misalnya. Pedagang kue basah yang biasa berjualan di depan Toko Ngesti Suryakencana itu siap mendukung program pemerintah demi kepentingan orang banyak. “Saya sudah jualan di sini sudah sejak tahun 87. Ya, sekitar 30 tahunan. Kalau ada wacana ditata bagus. Harus didukung,” ujarnya.

Ia menambahkan, selama proyek berlangsung dirinya tidak mempermasalahkan jika jualannya harus direlokasi. “Jualannya ngalah dulu kalau mulai pembangunannya. Lebih cepat, lebih baik. Yang penting nanti setelah selesai pengerjaannya bisa dagang lagi. Apalagi tadi denger dari Pak Wali selain dipercantik trotoarnya, pedagangnya juga akan dibina,” kata Iswanto.

Dukungan juga tidak hanya datang dari para PKL, dalam dialognya dengan para pemilik toko pun cukup mendapatkan respon yang positif. Mansyur (80), generasi kedua pemilik toko Naga Mas, menyatakan apresiasinya kepada pemerintah dalam melakukan penataan kawasan sehingga bisa menghidupkan kembali nafas ekonomi kawasan itu yang saat ini ‘mati suri’ jika sudah melewati jam 17.00 WIB.

“Hebat. Luar biasa. Semoga kawasan ini hidup kembali. Kalau dipercantik, jalur ini ramai, makin banyak orang jalan, belanja, ekonomi juga ikut hidup. Terus yang biasanya toko tutup jam 5 sore, bisa buka hingga larut malam karena ramai. Otomatis, ada penambahan shift karyawan. Sehingga tersedia lapangan pekerjaan baru lagi,” ujar Mansyur.

Sampai di Gang Aut, rupanya perjalanan Bima dan rombongan belum usai. Ia pun langsung bergegas ke lokasi berikutnya, yakni Pasar Sukasari yang akan menjadi tempat relokasi para PKL dan pedagang basah malam hari yang biasa berjualan di Suryakencana.

“Jadi penataan ini harus dihitung dengan cermat semua aspek, ukuran trotoar, tempat parkirnya, termasuk pedagang-pedagangnya. Jadi kebijakan pemkot adalah memuliakan pedagang, menertibkan kawasan. Artinya, pedagang akan kita jaga, untuk tidak digusur, sejauh memang mereka sudah menempati disitu cukup lama,” ungkap Bima.

Ia menambahkan, dari hasil pendataannya ada sekitar 53 PKL yang berjualan di sisi kanan Jalan Suryakencana.

“Kita siapkan tempat yang cantik untuk mereka yang sudah lama berjualan. Untuk yang baru berdagang akan kita geser atau direlokasi ke tempat lain. Pedagang yang baru ada sekitar 30 persen ya. Terus 40 persen pedagang dari data tadi merupakan warga di luar Kota Bogor,” pungkasnya. (pri/adt/hari)