25 radar bogor

Atasi Kenakalan Pelajar, Walikota Bima Arya Siapkan Dua Metode

Walikota Bogor Bima Arya

Walikota Bogor Bima Arya pada acara Seminar Sehari bertajuk Mencari Akar Masalah Kenakalan Pelajar dan Upaya Mengatasinya di Gedung Graha Pakuan Siliwangi, Universitas Pakuan, Kota Bogor, Kamis (30/08/2018).BOGOR-RADAR BOGOR, Kenakalan pelajar seperti tawuran masih menjadi masalah utama di Kota Bogor.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, tentu saja tidak hanya dilakukan Pemkot Bogor dan jajaran Muspida, tetapi juga perlu melibatkan banyak stakeholder untuk bersama-sama mencari solusi terbaiknya.

Hal itulah yang coba dilakukan Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) dengan menggelar Seminar Sehari bertajuk Mencari Akar Masalah Kenakalan Pelajar dan Upaya Mengatasinya di Gedung Graha Pakuan Siliwangi, Universitas Pakuan, Kota Bogor, Kamis (30/08/2018).

Seminar yang mengundang ratusan guru SD, SMP, SMA Se-Kota Bogor ini turut menghadirkan Wali Kota Bogor Bima Arya untuk memberikan arahan sekaligus membuka secara langsung kegiatan seminar.

Sebelum memberikan arahannya Bima menampilkan sebuah video hitam putih yang menampilkan adegan tawuran pelajar di Kota Bogor.

Bima mengatakan, setiap zaman ada tantangannya, setiap masa ada cobaannya kalau melihat tayangan tadi betapa beratnya persoalan di Kota Bogor. Namun, ia optimis persoalan tersebut akan bisa dilewati jika dilakukan bersama-sama.

Ia menuturkan, melihat fenomena tawuran yang kerap terjadi ini harus disikapi dengan sama kalau ini sudah sangat terdesak dan luar biasa.

Dan permasalahan ini tidak akan selesai jika mementingkan dan menempatkan ego sektoral diatasnya. Sebab, yang diperlukan yakni menegakan disiplin kepada siswa yang terlibat dan cara pandang baru dari semua sekolah.

“Tugas kita tidak hanya membangkitkan keterdesakan ini juga membangkitkan optimisme,” ujarnya.

Ia menambahkan, mengatasi permasalahan ini juga perlu dilakukan dari ujung ke ujung alias dari hulu ke hilir.

Salah satunya mengutamakan semangat patriotisme dan membagi cerita inspiratif generasi muda yang berhasil sukses, seperti para atlet Asian Games yang banyak menorehkan prestasi membanggakan Indonesia.

“Maka dari itu akan digalakkan kegiatan pendidikan bela negara yang telah dirumuskan Muspida. Caranya dengan dua metode, yakni merekrut anak-anak baik untuk inspiratif dan merekrut juga anak-anak di jalanan atau yang terlibat tawuran untuk dibina,” katanya.

Sementara itu, panitia Seminar Sehari Dian Hestiningsih mengatakan, pihaknya mengaku sangat prihatin dengan maraknya tawuran. Menurutnya, tawuran tidak akan terjadi jika pembentukan karakter sudah dilakukan sejak kecil oleh orangtuanya.

Meski demikian, pengaruh lingkungan turut andil terjadi tawuran sehingga perlu kebersamaan dari orang tua, sekolah, pemerintah,  swasta untuk mengatasinya tanpa saling menyalahkan.

“Jadi hasil dari seminar ini minimalnya ada rujukan buat semua stakeholder bahwa ini adalah tanggung jawab kita bersama. Dan pendidikan karakter pada anak harus semakin ditingkatkan sekalipun sudah masuk kedalam kurikulum 2013,” katanya. (fla/indra/hari-SZ)