25 radar bogor

Dua Siswa Bogor Jadi Tim Network Asian Games, Satu-satunya Tim SMK yang Bertugas Jaga Kestabilan Jaringan

Dua Siswa Bogor Jadi Tim Network Asian Games

BOGOR-RADAR BOGOR,Hafizulhaq Azzamul Hakim dan Hanif Luthfi sekilas tampak sama dengan tenaga Information Technology (IT) profesional di Asian Games 2018.

Siapa sangka, mereka merupakan remaja 16 tahun yang duduk di bangku SMK di Jonggol, Kabupaten Bogor. Keduanya kini memiliki peran penting di perhelatan akbar se-Asia tersebut.

Kemampuannya mengantongi sertifikat Cisco Certified Network Associate (CCNA) mengantarkan siswa kelas XI SMK Islamic Development Network (IDN) Boarding School menjadi TIM Network Asian Games 2018.

Keduanya kini berada di tengah keru­munan ahli IT yang berno­tabene berpendidikan sarjana. Hafizulhaq Azzamul Hakim bertugas di Jakarta, sedangkan Hanif Luthfi mendapat mandat di Palembang.

“Satu-satunya tim SMK di sana dari sekolah kami, karena yang  lain sarjana. Kami bersyukur SMK IDN dapat peran untuk berpartisipasi menyukseskan gelaran akbar di negeri ini,” ujar Humas SMK  Islamic Development Network, Doddy Rachman ditemui radarbogor.id di sekolah yang berlokasi di Jalan Raya Dayeuh, Desa Sukanegara, Kecamatan Jonggol, kemarin (23/8).

Doddy menjelaskan, awalnya sekolahnya sudah tergabung dengan komunitas IT di Indonesia dan jaringan Internasional. Di sana diinformasikan, Asian Games membutuhkan tenaga ahli. Syaratnya, lulus memiliki uji kompetensi CCNA.

SMK IDN, kata dia, menggagas pondok pesantren yang mengusung konsep mencetak santri ahli IT. Sekolah ini didirikan perusahan PT IDN (Integrasi Data Nusantara) yang bergerak di bidang konsultan IT di Jakarta.

“Sudah program kami seluruh siswa pelajaran Mikrotik MTCINE dan CCNA dari Amerika. Ada standar internasional Asian Games ini dari Cisco Sistem dengan standar sertifikat CCNA. Kebetulan dua siswa kami yang sudah memiliki level itu,” paparnya.

Doddy berharap CNNA ini menjadi motivasi siswa lainnya. Sebab, selain menghafal Alquran para santri ditargetkan mendapat CCNA untuk penguasaan jari­ngan. Ini diakuinya menjadi bukti, agar siswa tidak ragu atas kebutuhan tenaga IT di dunia kerja maupun pendidikan nanti.

“Ini menjadi penyemangat teman-teman yang lain. Kami tidak hanya belajar IT tetapi kami tanamkan akhlak untk siswa,” pungkasnya.

Sementara itu, diwawancarai warta­­wan ini, Hafizulhaq Azza­­mul Hakim mengaku tetap per­caya diri meski menjadi peng­operasi IT yang paling muda. Menurutnya, di sana para tenaga IT diberi tugas untuk menjaga kestabilan jaringan selama Asian Games berlangsung.

Siswa yang disapa Azzam itu dikontrak hingga 9 September.

“Di sini kadang tugas di GBK, Senayan, terus ke TMII. Saya tidak melihat upahnya tetapi pengalaman bagaimana saya bisa meaplikasikan ilmu saya,” ujarnya kepada radarbogor.id.(don/d)