25 radar bogor

Nasir Djamil Pimpin Pengibaran Bendera Raksasa

ACEH-RADAR BOGOR           Kali ini pengibaran sang merah putih itu dilakukan di Bukit Gantung Langit, Aceh Tengah, Jumat (17/8). Bendera merah putih yang digunakan berukuran raksasa. Didalam upacara tersebut adanya anggota Komisi III DPR Nasir Djamil didaulat menjadi inspektur upacara bendera di Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI ke-73.

Sebagaimana diketahui, Bukit Gantung Langit ada di desa Burni bius, Kecamatan Silih Nara. Tempat ini memiliki sejarah dalam kemerdekaan bangsa Indonesia, karena ada nama besar Syafruddin Prawiranegara yang menjadikan tempat ini sebagai daerah perjuangan untuk melawan penjajah Belanda.

“Untuk itu, kita di sini sama-sama menyambung emosi kita dengan seluruh rakyat Indonesia bahwa hari ini 17 Agustus kita merayakan ultah kemerdekaan ke- 73,” ujar Nasir dalam keterangan tertulisnya pada JawaPos.com

Hadir dalam acara itu, Anggota Pembela Tanah Air (PETA), sejumlah kepala desa dan anak-anak muda yang berada di sekitar Bukit Gantung Langit.

Menurut Nasir yang dikenal sebagai tokoh muda Aceh itu, kemerdekaan Republik Indonesia bukanlah pemberian ataupun hadiah Belanda dan Jepang. Tapi, merupakan perjuangan dari segala lapisan, golongan, semua agama di Indonesia.

“Di kalangan umat islam, para ulama dan pesantren juga menyerukan semangat nasionalisme untuk membebaskan diri dari penjajahan Belanda dan Jepang,” terangnya.

Karena itu, legislator PKS ini, berharap agar rakyat Indonesia tidak boleh melupakan apa yang telah dilakukan para pendiri bangsa yang memiliki cita-cita besar untuk memerdekakan bangsa ini.

“Karena itu sebagai sebuah bangsa, kita harus memiliki sidik jari keindonesiaan. Jadi, kalau kita sebagai bangsa Indonesia, hati kita hati Indonesia, pikiran kita pikiran Indonesia,” ucapnya.

Seperti diketahui, Burni Bius merupakan tempat persembunyian Syafruddin Prawiranegara dari kejaran penjajah Belanda. Dari tempat itu, ia terus menyuarakan Indonesia merdeka dan tak pernah takluk pada Belanda.

Di tempat yang tak jauh dari Burni Bius yaitu daerah Jamur Barat, Syafruddin membuat bunker untuk menghindari serangan udara Belanda. Dan hingga saat ini, bunker tersebut masih ada.

Syafruddin sendiri disebut berperan penting saat Indonesia dimasa darurat, dimana pada tanggal 19 Desember 1948, Soekarno-Hatta ditangkap Belanda.

Hasil musyawarah sejumlah tokoh pimpinan republik di Sumatera Barat saat itu, akhirnya Syarifuddin diangkat sebagai Ketua Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI).

(gwn/JPC/mg2/JPG)