25 radar bogor

Zulhas Kaget, Penunjukan Cawapres Jokowi Ternyata Penuh Intrik

Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto saat menjabat erat Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan di Kantor Ketua MPR RI
Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto saat menjabat erat Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan di Kantor Ketua MPR RI
JAKARTA-RADAR BOGOR, Konstelasi politik dikoalisi pendukung Joko Widodo (Jokowi) rupanya tak berjalan mulus. Buktinya Mahfud MD yang digadang-gadang menjadi cawapres mantan Wali Kota Solo itu gagal pada detik terakhir. ‘Dalang’ kegagalan itu pun secara tidak langsung sudah disebut oleh Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK).

Menanggapi pernyataan Mahfud MD, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mengaku tak menyangka proses terpilihnya cawapres Jokowi dilewati dengan penuh drama. Ia pun mengakui pernyataan yang dilontarkan mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) membuat konstelasi politik semakin menarik.

“Seru aja, saya enggak mengira seseru itu ya. Ternyata kan tidak mudah prosesnya (pemilihan cawapres Jokowi),” kata Zulkifli di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (15/8).

Pria yang akrab disapa Zulhas ini menyebut, proses penunjukkan cawapres di koalisi bentukan Prabowo itu justru lebih sederahana. Pasalnya, kata dia, Prabowo sebagai capres berhak menentukan ihwal siapa yang dipilih menjadi cawapresnya.

“Ternyata lebih sederhana di sini (kubu Prabowo) kan. Pak Prabowo mengambil take posisi memilih dan kita semua berkorban untuk mendukung, dan semua ikhlas,” ungkapnya.

Diketahui, dalam keterangan Mahfud di acara salah satu TV swasta, anggota BPIP itu mengaku pencawapresannya banyak terganjal oleh para partai koalisi pengusung. Selain itu juga terganjal dengan labelnya yang bukan merupakan kader Nahdlatul Ulama (NU).

“Di sini kan kelihatannya intriknya banyak. Tapi kan semua proses politik sudah selesai. Mari kita laksanakan yang sudah ini dengan baik,” tutup Zulhas.

Sebelumnya, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD buka-bukaan soal kronologi dirinya gagal menjadi cawapres Joko Widodo (Jokowi). Padahal, saat itu dirinya sudah diminta untuk menyiapkan segala sesuatunya.

Mahfud menuturkan, beberapa waktu lalu dirinya bertemu dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin). Dalam pertemuan tersebut, Mahfud mempertanyakan alasan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengancam menarik dukungan dari Jokowi apabila cawapres bukan dari NU.

Mendengar pertanyaan itu, Cak Imin mengatakan, ancaman bakal menarik dukungan dari Jokowi itu atas usulan dari Rais Aam PBNU Ma’ruf Amin.

“Bagaimana saya tahu soal itu soal ancaman itu? Muhaimin yang bilang ke saya,” ujar Mahfud MD di acara Indonesia Lawyer Club(ILC) yang disiarkan di sebuah stasiun televisi swasta.

Setelahnya, lanjut Mahfud, tiga tokoh itu janjian untuk melakukan pertemuan di PBNU setelah dipanggil oleh Jokowi di Istana Kepresidenan.

“Kemudian ‎ketemulah tiga orang ini di PBNU, dan berkesimpulan bertiga ini bukan calon karena dipanggil enggak sebut calon. Lalu mereka sepertinya marah-marah,” kata Mahfud.

Setelah itu, tiga orang tersebut sepakat memanggil Ketua PBNU Robik Emhas untuk berbicara ke media, apabila bukan kader NU maka NU tidak akan bertanggung jawab secara moral kepada Jokowi.

“Robik didikte oleh Kiai Ma’ruf Amin. Itulah permainannya,” pungkas Mahfud MD.

(aim/JPC)