CIAWI–RADAR BOGOR, Bogor tengah dihadapkan dengan musim kemarau. Tak sedikit beberapa petani di Kabupaten Bogor mengalami gagal panen. Musababnya, pasokan air dari aliran irigasi mengalami penurunan debit yang cukup signifikan.
Seperti yang terjadi di Jambuluwuk, Kecamatan Ciawi. Bendung Jambu Luwuk yang menjadi sarana irigasi petani mengalami menyusutan. Dalam kondisi normal, debit air di bendungan tersebut mencapai 5 liter per detik. Tetapi, saat ini hanya 3 liter per detik dan mengalami penurunan hingga 40 persen.
Menurut Kepala UPT Infrastruktur Irigasi Kelas A Wilayah 3 Ciawi, Eka Sukarna, penyusutan ini terjadi karena Sungai Cisadane yang merupakan hulunya mengalami penurunan debit.
Sementara, bendungan ini mengaliri beberapa desa, seperti Jambuluwuk, Banjarbaru, Banjarsari, Banjarwangi, dan Bitung Sari.
“Penurunan debit sungai sangat berdampak pada saluran irigasi,” ujarnya.
Menurutnya, kondisi ini harus ditanggapi dengan seksama. Ia bahkan meminta para pengguna aliran irigasi bijak menghadapinya. Salah satunya dengan hanya menanam palawija.
“Di saat musim kemarau ini harusnya ditanam palawija seperti umbi-umbian supaya tidak terjadi gagal panen,” ujarnya.
Meski begitu, wilayah selatan Kabupaten Bogor ini menurut dia, menjadi lokasi yang tidak signifikan mengalami gagal Panen. Karena, beberapa wilayah yang masuk dalam tren gagal panen tahunan yaitu timur dan barat Kabupaten Bogor.
Di samping itu, ia memberikan beberapa tips bagi masyarakat jelang menghadapi musim kemarau. Pertama, membuat embung -sejenis bangunan embung/waduk-, sehingga bisa dialirkan ketika menghadapi musim kemarau.
Kemudian, membuat lubang biopori, agar simpanan air di bawah tanah tidak mudah mengering bagi yang masih menggunakan sumur. “Untuk skala besar, melakukan penghijauan, konservasi di daerah hulu,” kata Eka.(fik)